"Waktu kami, kami dibagi menjadi laki-laki dan perempuan. Kantin adalah tempat untuk menonton orang. Bagaimana jika Nam Joo Hyuk memesan antar-jemput roti? Karena suasana sekolah, anak-anak akan menghindari Nam Joo Hyuk dulu." lanjut L.
"Bukankah informan mengatakan hal seperti ini? Ketika seseorang pergi ke kantin, mereka bertanya, 'Bisakah saya membeli milik saya saat saya sedang dalam perjalanan ke kantin?'" ucap S1.
Seorang informan anonim, Tuan B, mengatakan kepada S media, "Nam Joo-hyuk dan kelompoknya membuat lingkaran di satu sisi kelas.
"Sejujurnya, apakah paksaan untuk sparring masuk akal? Apakah Anda memaksa berkelahi? Saya tidak ingat itu. Saya dulu bercanda dengan teman-teman saya di belakang kelas. Mereka bahkan berpura-pura menjadi WWE." ungkap L.
Akhir dari kasus ini adalah ini. P (diam-diam) mengakses situs P2P dengan ponsel guru. Kemudian, lanjutkan dengan pembayaran yang dibayar menggunakan uang tunai ponsel. Guru menemukan riwayat pembayaran yang dibayar terlambat, dan menginformasikan fakta ini pada saat penyelidikan.
"Nam Joo-hyuk melakukan pembayaran menggunakan ponsel orang lain? Sebaliknya, P mencuri ponsel guru dan tertangkap saat membayar," kata Park.
"Pembayaran dengan uang tunai ponsel? Ada satu kejadian yang terlintas dalam pikiran. Itu P, bukan Nam Joo-hyuk. P adalah teman yang menyebabkan beberapa masalah di kelas anak laki-laki," ungkap Son.
18 Alumni SMA Suil yang ditemui 'Dispatch'. Dan dua wali kelas. Mereka setuju, dengan mengatakan, "Tidak ada hal seperti itu" tentang klaim pelapor.
Akhirnya, kesaksian para guru yang bertanggung jawab atas Nam Joo-hyuk ditransfer. Itu adalah suara wali kelas kelas 1 dan 3. Guru tahun ke-2 saat ini sudah pensiun. Tidak ada kontak yang tercapai.***