Perjalanan Serta Gejala Penyakit HIV dan AIDS

photo author
- Senin, 3 Januari 2022 | 13:59 WIB
HIV dan AIDS penyakit yang menakutkan (Foto: Gorajuara.com/Dok.pikiran-rakyat.com)
HIV dan AIDS penyakit yang menakutkan (Foto: Gorajuara.com/Dok.pikiran-rakyat.com)

GORAJUARA - HIV dan AIDS merupakan penyakit yang dianggap menakutkan. Karena belum ditemukannya obat yang bisa menyembuhkan secara total penyakit tersebut.

Akan tetapi, dibalik rasa takut tersebut, masih banyak orang yang belum mengetahui perjalanan dan gejala penyakit HIV dan AIDS.

Melansir dari kanal youtube Alodokter pada, Senin, 3 Januari 2022,  dr. Abi Noya menjelaskan, perjalanan serta gejala penyakit HIV dan AIDS? simak penjelasannya dibawah ini.

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh.

Baca Juga: Robby Purba Ungkap Penyakit Tumor Payudara yang Diidapnya

Untuk bereplikasi, virus ini menyasar sel sidifor dalam tubuh manusia yaitu bagian dari sel darah putih yang berfungsi untuk melawan infeksi.

Semakin banyak virus HIV bereplikasi dalam tubuh, maka semakin sedikit jumlah sel sidifor. Jadi kalau sidifor hancur, sistem kekebalan tubuh pun menurun, sehingga lebih rentan terserang berbagai jenis penyakit.

Proses ini umumnya gak terjadi secara drastis. sehingga kalau terdeteksi sejak dini masih bisa dikendalikan dan dihambat dengan pengobatan yang tepat.

Baca Juga: Isu Hyomin T-ara dan Hwang Ui Jo Berpacaran, Fotonya Mulai Disebar Dispatch

Mungkin sebagian orang menganggap HIV dan AIDS itu merupakan hal yang sama. Akan tetapi sebenarnya hal yang berbeda.

AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV yang bisa terjadi kalau infeksi HIV tidak segera ditangani.

Kalau sudah sampai kena AIDS, tubuh jadi tidak mampu lagi untuk melawan infeksi yang ujung-ujungnya bisa berakibat fatal.

Makannya untuk mencegah penyebaran HIV serta untuk mencegah penyebaran HIV menjadi AIDS.

Kita perlu mengetahui penyakit yang satu ini. Mulai dari gejalanya, penularannya serta pengobatannya.

Baca Juga: Reses Yadi Srimulyadi, Puan Maharani Peduli Salurkan Bantuan 2000 Paket Sembako

Kebanyakan dengan orang HIV tidak sadar kalau dia sedang mengalami gejala HIV. Soalnya gejala awalnya itu sangat ringan, bahkan bisa tidak terasa sama sekali.

Kalaupun ada gejala, biasanya muncul di awal infeksi yaitu pada masa yang terjadi pada 2-6 minggu pertama setelah terpapar HIV.

Gejala yang mungkin timbul biasanya mirip dengan gejala flu, makannya sering disebut sebagai Flu Like Syndrome yakni gejala yang ditandai dengan demam, lemas dan kelelahan, sama nyeri pada otot di area kelenjar getah bening.

Gejala ini bisa berlangsung selama 1-2 minggu sebagai tanda perlawanan daya tahan tubuh terhadap infeksi HIV.

Baca Juga: Semua Member BTS dan Lisa BLACKPINK Sapu Bersih TOP 10 Artis Kpop dengan Followers Instagram Terbanyak

Lalu jika dibiarkan HIV bisa berkembang ke tahap laten yang bisa berlangsung hingga bertahun-tahun.

Pada fase ini orang dengan HIV bisa hidup tanpa gejala sekitar 5-10 tahun.

Jadi selama itu akan merasa sehat-sehat saja, walaupun tanpa gejala replikasi virus terus berjalan dan sistem kekebalan tubuh pun semakin runtuh.

Di akhir fase ini jika HIV tidak juga ditangani dengan pengobatan maka selanjutnya status HIV bisa terus berlanjut ke tahap yang lebih berat, dan dapat ditandai dengan munculnya gejala-gejala yang lebih berat dan mengganggu.

Soalnya di tahap ini jumlah sel sidifor sudah sangat rendah. jadi sistem daya tahan tubuh sudah tidak mampu lagi untuk melindungi diri dari penyebab infeksi di sekitar.

Gejala yang muncul bisa berbeda-beda tergantung gejala apa yang menyertai. Mulai dari batuk, pilek yang tidak kunjung sembuh, diare sampai berminggu-minggu atau berulang-ulang.

Penurunan berat badan, demam berhari-hari, munculnya ruam di kulit, sariawan yang timbul dan gak sembuh-sembuh, bahkan malah jadi bikin susah makan dan minum, pembekakan kelenjar getah bening, lalu tubuh semakin lemah.

Jika tidak segera ditangani kondisi ini akan terus berkembang dan membuat tubuh semakin tidak berdaya, kondisi inilah yang dikenal sebagai AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome).

Itulah alasan kenapa kondisi ini harus disikapi dengan tepat bukan dengan stigmatisasi.

Makannya kita perlu melakukan pencegahan yang benar, serta upaya deteksi dini dan pengobatan yang sesuai jika memang telah terdeteksi HIV positif.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rusyandi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini