GORA JUARA - Perayaan Imlek 2023 tak meriah tanpa adanya kembang api dan petasan.
Asal usul penggunaan petasan saat perayaan tahun baru imlek ternyata sudah dari dulu dilakukan.
Bermula dari masyarakat tradisional Tionghoa yang menggunakan petasan untuk menakuti roh jahat.
Baca Juga: Cerita Inspirasi Dari Seorang Saudagar Kaya dan Pemuda Terkait Kerja Keras
Menurut legenda yang tersebar, monster bernama Nian yang hendak menyerang desa di setiap malam tahun baru takut dengan petasan karena suaranya yang keras.
Oleh karena itu, penduduk desa mulai menggunakan petasan dan menjadi tradisi hingga saat ini.
Sejarah Petasan
Secara harfiah petasan dalam bahasa Tionghoa disebut Baozhu berarti bambu yang meledak.
Di era Dinasti Tang (618-907) secara kebetulan bubuk mesiu ditemukan.
Baca Juga: Lowongan Kerja PT Konimex Sukoharjo Jawa Tengah, Banyak Posisi Terbuka Mulai dari Lulusan SMA
Orang-orang lantas memasukkan bubuk mesiu ke dalam rongga bambu lalu melemparkannya ke dalam api dan menghasilkan ledakan keras.
Dari sanalah asal mula petasan dibuat di Tiongkok.
Kemudian, pada Dinasti Song (960-1279), bambu digantikan dengan tabung kertas.
Petasan tersebut kemudian dibungkus dengan warna merah. Hal ini dilakukan karena warna merah merupakan warna keberuntungan bagi orang Tionghoa.