GORAJUARA- Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri yang sering kali salah dipahami oleh sebagian orang. Akibatnya, banyak sekali korban yang tidak tertolong. Padahal, seharusnya kita bisa mencegahnya. Kali ini kita akan belajar tentang RBD beserta mitos-mitosnya.
Menurut Wilson dan Kneisl (1988) bunuh diri merupakan tindakan agresif untuk merusak diri sendiri yang dapat mengakhiri kehidupan pelakunya.
Risiko bunuh diri, masuk ke dalam domain 11 Keamanan, kelas 3 Perilaku kekerasan dalam diagnosis keperawatan.
Mengapa bunuh diri masuk ke dalam kedaruratan psikiatri?
Baca Juga: Cara untuk Menolong Seseorang dengan Luka Bakar Sengatan Listrik dan Inhalasi
Hal tersebut terjadi lantaran korban sedang menerima stres dengan intensitas yang tinggi dan menggunakan koping yang maladaptif. Ingat kan apa itu koping maladaptif?
Stres adalah hal wajar yg pasti akan dialami oleh seluruh makhluk bernyawa, termasuk manusia.
Setiap hari, ada saja hal yang membuat stres baik secara fisik maupun batin. Hal yang membedakannya adalah mekanisme koping. Bisa berespons positif terhadap stres atau tidak nih kitanya.
Apa contoh respons positif terhadap stres?
Kita mengenal ini sebagai respons adaptif terhadap stres, lawan mainnya adalah respons maladaptive.
Baca Juga: Bagaimana Sistem Rhesus Dalam Darah Bekerja
Baca Juga: Cara untuk Menolong Seseorang dengan Luka Bakar Api
Contoh, stres fisik akibat tersayat pisau. Kalau kopingnya bagus, respons adaptifnya segera hentikan perdarahan dan balut.