GORAJUARA - Pada 2019 lalu, para peneliti dari World Economic Forum (WEF) sudah memprediksikan, bahwa di tahun 2020 akan muncul sebuah wabah pandemi yang menyerang seluruh dunia.
Mereka memprediksikan bahwa wabah ini akan memberikan dampak yang sangat besar pada sosial dan ekonomi masyarakat dunia.
Ternyata, pada bulan Desember 2019, muncul sebuah wabah yang bernama virus korona.
Untuk menghentikan penyebaran virus ini, beberapa perusahaan memberlakukan sistem bekerja dari rumah (work from home).
Untuk itu, semua aktifitas pekerjaan dilakukan dari tempat masing-masing dengan tetap menjaga komunikasi melalui platform online.
Baca Juga: Lima Rumah Sakit di Bengkulu Kini Menyambung Tegangan Menengah Pasokan Listrik dari PLN
Seorang pemimpin haruslah bisa membuat bawahannya menjalankan semua tugas yang telah direncanakan agar tujuan dapat tercapai.
Untuk itu, setiap leader akan berusaha untuk memonitor bawahannya dari jarak jauh agar mereka tetap melaksanakan tugas dengan benar.
Dalam melaksanakan perannya ini, seorang leader ternyata akan mengalami guncangan psikologis yang lebih kuat.
Dalam perspektifnya, ia tidak bisa menuntut bawahan untuk melaksanakan target sebaik-baiknya karena masalah pandemi ini membuat semua orang khawatir.
Ia juga tidak bisa menuntut terlalu keras karena ia sendiri pun memiliki permasalahan yang sama dengan para bawahan.
Baca Juga: Peduli Anak Jalanan, Ini yang Dilakukan Pemkot Cimahi
Di samping itu, menurut world economic forum, 80 persen ketidakberhasilan leader disebabkan oleh tidak adanya followerships yang baik.
Followerships ini dapat diartikan sebagai dukungan bawahan terhadap atasannya agar bersemangat dalam meraih tujuan perusahaan.