GORAJUARA - Sebelum memulai masa MPASI, biasanya para ibu-ibu akan berlomba untuk mencari berbagai bahan makanan sehat, salah satunya madu.
Sayangnya, meskipun madu termasuk makanan yang sehat, untuk menambahkannya ke dalam resep MPASI memiliki aturan tersendiri.
Gorajuaran telah merangkum aturan penggunaan madu untuk resep MPASI si kecil.
Baca Juga: Hai Kaum Introvert, Siap Mendapatkan Ide Kencan Tanpa Perlu Keluar Rumah untuk Weekend Nanti?
Mengulas dari Popsugar, madu umumnya mengandung bakteria yang disebut clostridium botulinum.
Meskipun madu menyehatkan, bagi anak di bawah dua belas bulan, keberadaan bakteri ini sangat berbahaya.
Bakteri clostridium botulinum dapat mengakibatkan kondisi yang dikenal sebagai sindrom botulisme pada bayi. Kondisi ini cukup berbahaya dan diperlukan pengobatan medis untuk mengatasinya.
Baca Juga: Wajib Coba! Cuma 1 Telur, Resep Ini Bisa Hasilkan 40 Pcs Brownies Lumer yang Cocok Jadi Ide Jualan
Botulisme umumnya ditandai dengan konstipasi, bayi yang lebih susah makan, suara tangisan yang lemah, serta berkurangnya ekspresi wajah.
Waktu paling cepat kita bisa mengenalkan madu kepada bayi adalah di atas usia dua belas bulan. Pada usia ini, bayi diharapkan sudah berinteraksi dengan cukup banyak bakteri sehingga organ pencernaannya sudah lebih kuat.
Meski demikian, Centers For Disease Control and Prevention (CDC) menyarankan untuk membatasi pemanis tambahan pada menu MPASI.
Baca Juga: Bakso Ceu Kokom Rekomendasi Kulineran Hemat Dekat Stasiun Rancaekek Bandung
Tak hanya berlaku pada madu dan gula, CDC juga menambahkan pemanis rendah kalori yang umum digunakan penderita diabetes ke dalam kategori ini.
Lalu, bagaimana cara terbaik jika kita ingin mengenalkan rasa manis pada anak? Kita dapat menggunakan buah-buahan yang memiliki kandungan gula alami, seperti kurma dan selai buah tanpa tambahan gula.