GORAJUARA - Gula merasa sedih karena selalu disalahkan manusia.
Jika rasa seduhan kopi pahit, manusia menyalahkan gula. Kurang gula.
Bila seduhan kopi terasa amat manis, gula kembali dikambing hitamkan manusia. Kebanyakan gula.
Baca Juga: Kisruh Antara RRQ Lemon dan HomeBois Dibo, Sebenarnya Siapa yang Salah dalam Permasalahan Ini?
Sialnya, bila takaran gulanya pas, kopi yang mendapat pujian. Sedangkan gula tidak mendapatkan apresiasi sedikitpun.
Cokro Gunawan dalam akun instagramnya @cokrogunawan, mengatakan bahwa hidup kadang-kadang seperti itu
Yang berjasa tidak dapat pujian, tak peroleh apresiasi, bahkan malah disalahkan.
Orang yang berposisi seperti gula, mulailah belajar untuk berbuat dengan ikhlas.
Islam mengajarkan agar berbuat, bertindak dengan ikhlas.
Tidak peduli dipuji atau tidak. Tak peduli peroleh apresiasi atau tidak. Yang penting tetap berbuat baik dan penuh tanggung jawab.
Baca Juga: Inilah Ciri Sekolah Yang Implementasikan Kurikulum Merdeka...
Mengharapkan pujian, apresiasi atau balasan dari makhluk, sama saja bohong.
Harapkan pujian, balasan dari makhluk, banyak kecewanya. Karena mereka dan kita sama-sama makhluk. Sama-sama lemah dan membutuhkan.
Apa yang kita inginkan dan harapkan, mereka juga inginkan dan harapkan.
Baca Juga: Kurang Perhatian Arya Saloka, Penampilan Putri Anne Terlihat Semakin Berani