GORAJUARA - Sebelum pertandingan dimulai, kesebelasan Jerman melakukan protes kepada FIFA dengan menutup mulut. Ini merupakan simbolik dukungan pada LGBT yang dilarang di Qatar.
Jerman mengkritik FIFA, karena telah melarang lilitan ban pelangi One Love yang sedang dipromokan Eropa. FIFA melarang hal itu karena bertentangan dengan garis panduan FIFA.
Undang-undang di Qatar pun melarang aktivitas LGBT yang menjadi salah satu kegiatan yang dapat dikenakan sanksi hukum.
Baca Juga: Pendaftaran Beasiswa Masagena 2023 Telah Resmi Dibuka, Ayo Buruan Daftar!
Sikap kesebelasan Jerman yang melakukan aksi tutup mulut ini menuai tanggapan dari berbagai pihak.
“Ini yang terjadi jika Anda tidak fokus pada sepak bola. Anda datang kepada kami, Anda akan menghormati Agama kami, Budaya kami, Adat istiadat kami, hukum kami!! Selain itu letakkan tangan Anda dimanapun Anda mau!!” (Mohammed Al Kaabi, Jurnalis Qatar)
“Mengkritik Qatar dengan cara ini atau lainnya bukanlah masalah, itu sebenarnya adalah hak dasar. Masalahnya di sini adalah kemunafikan. Apakah Anda melakukan yang sama ketika Anda pergi ke Prancis yang mencuri kekayaan Afrika? Atau Amerika yang membuat satu juta warga Irak menderita kelaparan?” (Dr Naifa bn Nahr)
“Lebih baik Anda menuntut gaji yang sama dengan pria, karena wanita tidak menerima gaji yang sama di #Jerman. Perbaiki apa yang ada di Jerman daripada memberi kuliah kepada orang lain.” (Abdullah Alathbah)
Aksi timnas Jerman yang menutup mulut sebagai bentuk protes menuai olok-olok dari warganet.
Setelah kekalahan Jerman dari Jepang, para pendukung Jepang menirukan aksi timnas Jerman yang menutup mulutnya, namun dengan pengertian berbeda. Mereka menutup mulut sebagai simbol telah membungkam Jerman.
Baca Juga: Spoiler Update One Piece 1068: Kurohige Tak Berdaya, Cross Guild Tiba-tiba Datang Untuk Membantu Law
Banyak warganet tidak menyukai sikap Jerman dan sejumlah negara Eropa yang dianggap tak menghargai budaya Qatar dan dalam waktu yang bersamaan memaksakan budaya mereka.***