I Ketut Manda, Tandem Master Paralayang Pertama dari Bali

photo author
- Rabu, 6 Juli 2022 | 16:26 WIB
I Ketut Manda Tandem Master Paralayang  pertama dari Bali, berguru pada Bernard Fode seorang Prancis yang memperkenalkan paralayang di Pantai Timbis pada akhir 1980-an. (gorajuara.com/Dok. I Nyoman Tingkat)
I Ketut Manda Tandem Master Paralayang pertama dari Bali, berguru pada Bernard Fode seorang Prancis yang memperkenalkan paralayang di Pantai Timbis pada akhir 1980-an. (gorajuara.com/Dok. I Nyoman Tingkat)

 

GORAJUARA - I Ketut Manda adalah tandem master paralayang pertama dari Bali yang memulai kariernya dari menjadi porter dan melipat-lipat payung parasut di Pantai Timbis Desa Kutuh,Kuta Selatan, Bali sejak 1995.

Kala itu ia banyak berguru pada Bernard Fode seorang Prancis yang memperkenalkan olah raga paralayang pertama di Bali. Saat itu, tidak satu pun warga Bali yang berani bermain paralayang.

I Ketut Manda mencoba berparalayang atas dorongan Bernard Fode yang telaten dan disiplin melatih para siswa pemula. Hasilnya, I Ketut Manda berhasil menjadi Tandem Master Paralayang pertama di Bali.

Baca Juga: Sri Datuti Tambah Relasi Melalui Program Sekolah Penggerak

Baca Juga: Junior Masterchef Indonesia Season 3: Akhir Tantangan Steik di Episode 1, Berikut Link Nontonnya di RCTI Plus

“Kita harus berani mencoba tantangan. Tantangan itu bisa menjadi peluang agar tidak diambil orang lain. Hasilnya, saya juga bisa meningkatkan karier dan menjadi pendamparing pelatih bagi murid-murid pemula, baik dari dalam negeri maupun luar negeri”, kata I Ketut Manda, yang jejaknya juga diikuti oleh kedua putranya, I Putu Juni Antara dan I Made Adi Setyawan.

Sejak 28 Juni 2022, I Ketut Manda sudah mengantongi SK dari Federasi Aero Sport Indonesia sebagai Magang Instruktur untuk meningkatkan kariernya sebagai pelatih instruktur, nantinya. Ibarat Sekolah Penggerak, ia sudah menuju pelatih ahli yang bisa menggerakkan paralayang di seluruh Indonesia, termasuk mempromosikan sebagai bagian atraksi pariwisata (sport tourism).

Ketika ditanya, pengalamannya menendem dan melatih siswa-siswa dari berbagai negeri, ia mengatakan ada suka dukanya. “Sukanya, mereka yang sudah berhasil bahkan ada yang menjadi pilot pesawat terbang, sedangkan saya sendiri hanya pilot paralayang.

Baca Juga: Pembalap MotoGP Fransesco Bagnaia Minta Maaf atas Penyebab Kecelakaan yang Menimpanya di Ibiza Spanyol

Baca Juga: Mayang Tak Lulus Tes di Fakultas Kedokteran Gigi, Begini Tanggapan Doddy Sudrajat

Syukurnya, mereka ingat kepada saya dan dapat menambah pertemanan dan memperlancar komunikasi dalam Bahasa Inggris. Dukanya, bila siswa yang dilatih sulit mengikuti instruksi sehingga harus mencari inovasi untuk mengatasinya. Mengatasi siswa bermasalah itu, saya latih secara berlapis dibantu teman-teman. Jadi, tetap dengan semangat kolaborasi”, demikian I Ketut Manda yang berkali-kali mendapat pujian dari para tamu yang tandem.

Tamu-tamu yang ditendem pun beragam dari berbagai negara dengan berbagai profesi, di antaranya Paspampres Presiden Jokowi, Ardie Bakri, Nia Ramadhani, Pammy Bowie, Alamsyah. Turis asing umumnya dari Prancis, Jerman, Brazil, Switzerland, Australia. Beragamnya tamu yang dilayani memerlukan pemahaman budaya global sehingga terjadi saling pengertian dan saling percaya. Jadi, menjadi tandem master paralayang sesungguhnya juga mengimplementasikan Profil Pelajar Pancasila melalui sekolah alam, tanpa ruang kelas. Sepenuhnya berguru pada alam. Salam dan Bahagia.***

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Buddy Wirawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini