Hari Pers Nasional Hidupkan Ruh Jurnalis Sebagai Auntentikator di Era Disruptif

photo author
- Rabu, 9 Februari 2022 | 23:24 WIB
Hari Pers Nasional Hidupkan Ruh Jurnalis Sebagai Auntentikator di Era Disruptif (Gorajuara.com/Humas Pemkot Bandung)
Hari Pers Nasional Hidupkan Ruh Jurnalis Sebagai Auntentikator di Era Disruptif (Gorajuara.com/Humas Pemkot Bandung)

Meski, Andi mengakui, jika selama pandemi ini, pergerakan para jurnalis semakin terbatas. Belum lagi jika beberapa wartawan positif Covid-19, atau adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang membatasi jarak liputan para wartawan.

Namun, semua keterbatasan ini bisa mereka lewati dengan kolaborasi bersama rekan-rekan humas yang ada di pemkot, provinsi, dan tiap instansi.

“Support dari para mitra kerja dan pemerintah sangat membantu kami selama masa pandemi ini. Misalnya, dari pemkot memfasilitasi kita untuk vaksin, juga informasi-informasi detail dari humas yang membantu kami dalam membuat berita,” ucapnya.

Berbagi peran antarsektor dari pihak pers dengan pemerintah juga diakui Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia, Iqwan Sabba Romli.

Baca Juga: Hukum Merayakan Hari Valentine Menurut Islam, Ini Jawaban Ustadz Abdul Somad

Menurutnya, hal itu sangat membantu para jurnalis dalam menyampaikan berita. Apalagi di masa awal pandemi, sebagian besar kegiatan berubah menjadi online. Jurnalisme kehumasan sangat berperan dalam proses jurnalistik.

“Di saat TV lokal lockdown, tapi teman-teman tetap harus punya berita, sedangkan wartawan lainnya terpapar Covid-19. Kita cari formula melalui zoom meeting atau via virtual lainnya," katanya.

"Kita juga cari solusinya apa yang bisa dikerjasamakan. Dan salah satunya melalui teman-teman jurnalis kehumasan ini. Perannya sangat membantu kami para wartawan lapangan,” ungkap Iqwan.

Salah satu tantangan terbesar bagi wartawan televisi, menurut Iqwan, adalah bagaimana untuk tetap menyajikan esensi berita terbaik meski pengambilan gambarnya kurang sesuai kaidah jurnalisme televisi.

Baca Juga: 3 Cara Menyatakan Cinta yang Sangat Berkesan di Hari Valentine

“Di masa lockdown itu semuanya kan sulit ya akses ke mana pun. Kadang dapat sumber video dari masyarakat, tapi kurang bagus hasilnya. Ya, kami seberusaha mungkin tetap menyajikan esensi pemberitaannya yang valid, meski visualnya belum sesuai,” tuturnya.

Iqwan menjelaskan, era digitalisasi 4.0 ini juga bahkan mengubah kaidah jurnalisme televisi. Dulu, saat liputan, wartawan televisi harus menenteng kamera besar atau minimal kamera DSLR.

“Sekarang bahkan sudah masuk eranya mobile journalism. Pakai HP saja sudah bisa ambil berita. Namun, tetap harus ada pakem-pakem jurnalistik yang tetap dijalankan sesuai kaidahnya,” ujar Iqwan.***

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ahmad Fauzi Jaelani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini