GORAJUARA - Suatu ketika khalifah Umar bin Khattab RA mengirim pasukan ke suatu daerah.
Jelang sampai ke daerah yang dituju, pasukan khalifah Umar bin Khattab terhalang sebuah sungai.
Umar bin Khattab dan pasukannya tidak bisa menyeberangi sungai, karena tidak ada jembatan dan juga tidak ada perahu. Oleh karenanya, mereka memerintahkan seorang tua untuk terjun ke sungai itu untuk mengukur kedalaman sungai.
Baca Juga: Rizky Billar Kerap Bagi-bagi Duit Pasca Menikah, Isa Zega Bongkar Kebiasaan Suami Lesti Kejora
Jika sudah diketahui kedalaman sungai, pasukan berkuda kaum muslimin dapat menentukan tetap melalui sungai itu dengan berkuda atau tidak. Namun pria tua itu tenggelam di sungai.
Kabar ini sampai di telinga khalifah Umar RA dan dia bertanya pada pasukan yang baru pulang, "Apa kabarnya dengan pria tua yang kalian bunuh. Yang kalian suruh terjun ke sungai?"
“Tapi kami berhasil memenangkan peperangan dan ini harta rampasan perang bukti kemenangan kami,” jawab salah seorang anggota pasukan.
Baca Juga: Deddy Corbuzier Geram, Baim Wong dan Paula Verhoeven Bikin Video Prank KDRT
“Saya lebih suka, lebih memilih kehidupan seorang muslim daripada harta rampasan perang,” Umar menanggapinya.
Begitulah Umar. Nyawa seorang muslim, nyawa seseorang lebih berharga dari harta sebanyak apa pun. Bukan itu saja. Umar khawatir sekali akan seekor keledai jatuh ke dalam lubang dan menyebabkannya mati.
Informasi korban tewas terkait tragedi Kanjuruhan masih simpang siur. Ada yang menginfokan bahwa korban tewas berjumlah 126 orang, ada juga yang mengatakan 127 orang, 182 orang. Ada pula yang mengatakan jumlah orang yang tewas sebanyak 187 orang. Walau demikian, semuanya itu nyawa manusia yang nilainya teramat mahal.
Mengusut kasus tragedi Kanjuruhan hingga tuntas merupakan suatu keharusan, sebagai bukti bahwa nyawa manusia itu amat berharga.
Beberapa pesohor pun menuntut agar kasus tragedi Kanjuruhan diusut hingga tuntas.