GORAJUARA - Ada sebuah kisah menarik Imam bin Hanbal, seorang ulama besar pendiri madzhab Hambali.
Kisah ini disampaikan KH.Mustaqim Askan dalam khutbah Jum’atnya yang berjudul "Rahasia Besar di Balik Bacaan Istighfar"
Di masa akhir hidupnya, Imam Ahmad bin Hanbal ingin sekali pergi ke kota Basrah. Padahal beliau tidak ada janji dengan siapa pun. Tapi dia sangat ingin sekali pergi ke Basrah.
Ketika sampai waktu Isya, Imam Ahmad bin Hanbal pun menunaikan sholat Isya berjamah. Usai sholat, Imam Ahmad bn Hanbal ingin tidur di masjid. Namun pengurus masjid mengusirnya.
Baca Juga: Soroti Insiden Arya Saloka Terpeleset di ITA 2022, Warganet Sentil Amanda Manopo
Dia pun bermaksud untuk tidur di teras masjid. Pengurus masjid pun kembali mengusirnya. Di seberang masjdi terdapat rumah seorang penjual roti yang sedang sibuk membuat adonan roti.
Penjual roti itu melihat bagaimana perlakuan pengurus masjid yang mengusir Imam Ahmad bn Hanbal. Dia pun mengizinkan Imam Ibnu Hanbal untuk istirahat di rumahnya.
Imam Ahmad pun duduk di dekat penjual roti itu. Dia memperhatikan si penjual roti. Jika tidak diajak berbicara, dia tidak bicara. Tapi semua aktivitasnya selalu diiringi dengan membaca istighfar.
Ketika menaruh garam, baca Astagfirullah. Saat memecah telur, baca istigfar. Manakala mengaduk gandum juga begitu.
Karena penasaran, Imam Ahmad pun bertanya, “Mas sudah berapa lama Anda lakukan kebiasaan ini?”. “Oh, sudah lama sekali Syekh, saya menjual roti sudah tiga puluh tahun.” Jawab penjual roti.
Lalu Imam Ahmad kembali bertanya, “Apa efek yang Anda rasakan atas kebiasaan Anda?”. “Semua keperluan saya pasti dikabulkan, kecuali satu keinginan saya belum dikabulkan”. Jawab penjual roti itu.
“Apa itu?”, tanya Imam Ahmad. “Saya ingin bertemu dengan Imam Ahmad ibn Hambal”. Jawab penjual roti. Mendengar jawaban itu Imam Ahmad langsung takbir, Allahuakbar.***
