Dalam khutbah Jumat yang singkat ini, mari kita merenung sejenak sejauh mana kita telah berbakti kepada orang tua kita, khususnya ibu kita.
Kehadiran kita di dunia ini tidak lain merupakan sebuah pengorbanan yang sangat besar dari ibu kita. Dalam Al-Quran, Allah SWT menggambarkan dalam surat Luqman ayat 14
وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ
Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
Dalam Kitab Sahih Muslim, diriwayatkan oleh Abu Hurairah, seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, siapa yang paling berhak untuk aku berbakti? Rasulullah SAW berkata; ibumu, lalu ibumu, lalu ibumu, lalu ayahmu, lalu orang-orang yang terdekat denganmu.”
Maka, luangkanlah waktu untuk berbakti kepada ibumu, bahkan, jadikanlah itu menjadi prioritas waktumu.
Jadikanlah berbakti kepada ibu sebagai kesempatan untuk meraih ridho-Nya dan mendapatkan keutamaan pahalanya.
Hadirin Jamaah Sholat Jumat rahimakumullah,,
Dalam kesempatan khutbah kali ini, khatib hendak mengulas tentang betapa tinggi, mulia dan bermartabatnya kedudukan ibu dalam ajaran Islam.
Sejarah tidak mengenal agama atau sistem kehidupan yang menghormati perempuan sebagai ibu dan menempatkannya dalam posisi yang sedemikian tinggi sebagaimana Islam.
Tingginya kedudukan ibu dalam Islam bisa dilihat dari hal-hal berikut:
Islam telah menegaskan wasiat tentang ibu, dan menjadikan wasiat tentang ibu itu mengiringi wasiat untuk mentauhidkan Allah dan beribadah kepada-Nya.
Padahal mentauhidkan Allah dan beribadah hanya kepada-Nya adalah tujuan utama diciptakannya jin dan manusia di dunia ini.