GORAJUARA - Allah berfirman dalam QS. At-Tin ayat 4 yang berarti "Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk fisik yang sebaik-baiknya, jauh lebih sempurna daripada hewan. Kami juga bekali mereka dengan akal dan sifat-sifat yang unggul. Dengan kelebihan-kelebihan itulah Kami amanati manusia sebagai khalifah di bumi".
Beriman pada ayat diatas hanya diketahui dari dalam hati. Iman ini bisa tergambarkan dari amal saleh.
Amal saleh inilah yang disebut dengan kebudayaan. Pada ayat tersebut disebutkan bahwa beriman dan beramal saleh.
Baca Juga: Densus 88 Antiteror Ringkus Tiga Terduga Teroris di Jawa Tengah
Baca Juga: Masa Lalu Ustdaz Yusuf Mansur, Ternyata Pernah Keluar Masuk Penjara
Hal ini bermakna bahwa agama berdampingan dengan kebudayaan.
Allah menjelaskan dalam QS. Al-Baqarah ayat 164 yang berarti "sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan airb itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan."
Ayat ini memerintahkan kita untuk menggunakan akal kita. Pada dasarnya, hasil pemikiran dari akal kita merupakan suatu kebudayaan.
Allah memerintahkan kita untuk mengembangkan kreativitas kita agar bisa membaca beberapa hal :
1. Ayat kauniyah Allah (semesta alam) agar dapat mengetahui kebesaran Allah.
2. Untuk menyingkap makna dari tanda alam ini sehingga bisa melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Menjabarkan dan mengoperasikan ayat kauliyah Al-Qur'an agar dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari.