GORAJUARA - Pada perkembangannya, kita menemukan dua aliran ekstrem dalam memahami ajaran Islam, yakni golongan literal dan liberal.
Pemahaman yang dianggap tepat oleh para ulama, adalah pemahaman yang didasarkan pada ummatan wasatho (umat pertengahan) yang merangkul dua keyakinan tersebut.
Lalu, bagaimana ciri ummatan wasatho ini?
Pandangan-pandangan ummatan wasatho terdiri atas 4 aspek utama, yakni ;
- Tawadzun (seimbang) tidak berat sebelah
- Iktidal (lurus)
- Tasammuh (toleransi)
- Tawassuth (mengambil jalan tengah/moderat)
Baca Juga: BPK Perwakilan Jawa Barat Apresiasi Kinerja Pemkot Bandung dalam Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19
Sebagai ummatan wasatho, maka kita harus mengembangkan pemahaman bahwa dari dua kelompok tadi.
Kita tidak boleh memihak manapun(tawadzun), mengambil satu jalan tengah(tawassuth), tetap berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Hadis (iktidal), serta tidak membedakan suatu kelompok dengan kelompok yang lain dan tetap menghargai pendapat mereka (tasammuh).
Jika kedua keyakinan (literal dan liberal) ini diamati, kita tidak dapat menafsirkan sebuah hadis hanya berpacu pada pemahaman kaidah kebahasaan saja. Sebaliknya, hadis juga tidak dapat ditafsirkan tanpa dasar apapun.
Dalam sebuah hadis tentang syahadat, kelompok literal menganggap bahwa semua orang yang bersyahadat akan masuk Islam meski ia tidak sholat.
Padahal, kita harus memahami bahwa orang yang dimaksud bersyahadat di sini tidak hanya mengucap kalimat syahadat, akan tetapi harus melaksanakan kewajiban lain, seperti sholat, zakat, puasa, dan lain-lain.
Baca Juga: Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Olahraga, Ini yang Dilakukan Pemkot Bandung ke Depannya
Ketika seseorang muslim bersyahadat, akan tetapi tidak melaksanakan kewajiban peribadatan yang lain, maka dia termasuk muslim Ashim (muslim yang berdosa).
Selain itu, untuk memahami makna kafir, kita tidak dapat hanya berpegang teguh, bahwa siapapun yang tidak melaksanakan sholat maka akan dihukumi kafir sebagaimana yang dikatakan oleh kaum liberal.
Karena kafir sendiri dalam Al-Qur'an ada 4 macam, yakni kafir yang ingkar terhadap wujud Allah, ingkar pada keesaan Allah, tidak mempercayai adanya nikmat Allah dan lain-lain.