ragam

Puluhan Tahun Bertahan, Begini Perkembangan Kampung Rajut Binong Jati Saat Ini

Rabu, 6 Oktober 2021 | 18:44 WIB
(RajutBinong JAti Kota Bandung/Gorajuara.com/Facebook)

"Yang diekspor keluar negeri kupluk dan syal. Saya belum ada syarat ekspor jadi pakai pihak ketiga. Alhamdulillah sekarang difasilitasi Disdagin," ucapnya.

Baca Juga: Rizky Billar Kembali Tegaskan Komitmen Soal Nikah Sirinya dengan Resti Kejora

Menurutnya, total pengrajin rajut di Binong Jati kurang lebih sebanyak 400 orang. Mereka memproduksi produk rajut berskala home industri.

Dewi mengatakan pada awal-awal pandemi Covid-19, pengrajin rajut terkena dampak signifikan namun seiring waktu mulai mengalami perbaikan omset dengan salah satunya menjual produk secara online.

"Dampak pandemi kena pada awal-awal. Kita open PO syal umroh sekarang masih ada belum dijual. Malahan, awal pendemi drop banget sekarang aktif lagi dan di online mulai membaik," paparnya.

Baca Juga: Klasemen Perolehan Medali PON XX Papua 2021: Jabar Naik ke Puncak Salip DKI Jakarta

Ia pun mengaku menjual produk rajut dari harga Rp 40 ribu hingga Rp 500 ribu. Bahan baku sendiri ia peroleh dengan mudah di kawasan tersebut.

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disparbud) Kota Bandung, Dewi Kania Sari mengatakan untuk pemulihan ekonomi di Kota Bansung, pihaknya telah meresmikan tiga kampung wisata di Kelurahan Braga, Kelurahan Cigadung dan Kelurahan Binong.

Selanjutnya, pihaknya berencana meresmikan kampung literasi di Kecamatan Cinambo.

"Masyarakat terlibat, tidak top down tapi masyarakat terlibat," tandasnya.***

Halaman:

Tags

Terkini