Apakah Tether bisa kehilangan patokannya?
Tether pernah mengalami masalah kehilangan nilai patokan akibat berbagai faktor di pasar, di mana hal ini menyebabkan variasi nilai di bawah dan di atas satu dollar.
Meskipun demikian, ada kritik yang menyatakan bahwa Tether tidak memiliki cukup bukti untuk mendukung klaimnya.
Dalam hal ini, Tether Limited berpendapat bahwa mereka mempertahankan metode yang memastikan transparansi dan kepatuhan terhadap persyaratan hukum dan peraturan melalui audit pihak ketiga untuk memvalidasi simpanan token USDT mereka.
Baca Juga: Panen Raya di Kota Bandung Serentak Dilaksanakan di Wilayah Rancasari
Bangun kepercayaan USDT, Tether tingkatkan transparansi audit menyeluruh
Tether, entitas yang mendasari stablecoin USDT, sedang bersiap untuk meningkatkan transparansi dengan melaksanakan audit menyeluruh terhadap cadangan asetnya.
Menurut laporan terbaru dari Cryptodnes, langkah ini diambil sebagai respons terhadap meningkatnya kekhawatiran mengenai minimnya audit independen yang sebelumnya menimbulkan keraguan tentang kemungkinan krisis likuiditas serupa dengan jatuhnya FTX.
Baca Juga: Edwin Sanjaya buka Latihan Bela Dari MMA Bersama Kopasgat Yogyakarta
Audit untuk menjamin dukungan 1:1
CEO Tether, Paolo Ardoino, menegaskan bahwa audit ini merupakan prioritas utama perusahaan.
Ardonio merasa optimis bahwa dengan adanya pemerintahan yang mendukung kripto, seperti era Donald Trump, perusahaan akuntansi besar akan lebih bersedia untuk berkolaborasi dengan Tether.
Sebelumnya, Tether telah melakukan laporan keuangan setiap kuartal, tetapi belum pernah menjalani audit tahunan oleh pihak yang independen secara menyeluruh.
Dengan dilakukannya audit ini, diharapkan para regulator dan investor memperoleh keyakinan lebih terkait cadangan aset Tether yang dikatakan selalu memiliki rasio 1:1 dengan jumlah token yang beredar.