ragam

Puisi Refleksi Kemerdekaan Karya Jiebon Swadjiwa, Menggali Makna di Hari Kemerdekaan Indonesia HUT RI ke 79

Sabtu, 17 Agustus 2024 | 07:00 WIB
Puisi Jiebon Swadjiwa "Kemerdekaan di Tengah Penjajahan Terang-terangan Pemerintah" refleksikan makna kemerdekaan Indonesia HUT RI ke 79. (Freepik)

Puisi karya Jiebon Swadjiwa ini bukan hanya sekadar rangkaian kata-kata yang indah.

Setiap bait dalam puisi ini membawa pesan yang mendalam, yang menggugah perasaan dan pikiran kita untuk merenung tentang kemerdekaan yang sejati.

Melalui gaya bahasa yang kaya akan simbolisme dan kritik sosial, Swadjiwa berhasil menciptakan sebuah karya yang relevan dengan kondisi sosial dan politik Indonesia saat ini.

Kontras Antara Janji dan Realita Kemerdekaan

Puisi ini dimulai dengan gambaran kontras antara janji kemerdekaan dan realita yang dihadapi rakyat.

Baca Juga: Cut Intan Nabila Mantap Cerai, Laporan KDRT Jalan Terus! Ustaz Adi Hidayat Kasih Pencerahan, Intan Semakin Tegar!

Bait pertama yang berbunyi, "Di bawah langit yang terbakar, janji kemerdekaan pecah berderak, Kita merayakan di belantara pagar kawat, terjerat harapan" memberikan kesan bahwa meskipun ada perayaan, ada kekecewaan yang mendalam terhadap janji kemerdekaan yang belum sepenuhnya terwujud.

Langit yang terbakar melambangkan situasi yang tidak stabil, sementara "pagar kawat" dan "terjerat harapan" menggambarkan batasan dan kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat.

Ketimpangan Antara Penampilan dan Kenyataan

Bagian lain dari puisi ini yang juga menggugah adalah bait yang menyiratkan ketimpangan antara penampilan publik dan kenyataan di lapangan.

Jiebon Swadjiwa menulis, "Panggung kemerdekaan dibiarkan gelap oleh tirani, Di atas podium berkilau, wacana penuh warna Membungkam nyali dengan balutan kata manis, Sementara rakyat digertak dalam belenggu absurditas."

Bait ini menggambarkan bahwa meskipun ada retorika kemerdekaan yang dikemas dengan indah, kenyataannya masih banyak rakyat yang hidup dalam penindasan dan ketidakadilan.

Sorak-Sorai yang Hampa di Tengah Retorika Kosong

Salah satu bagian yang paling menyentuh dalam puisi ini adalah ketika Swadjiwa mengungkapkan rasa hampa di tengah perayaan yang meriah.

Baca Juga: Erin Taulany Posting Foto Makan di Paris Tanpa Andre, Netizen Bilang Gini...

Halaman:

Tags

Terkini