GORAJUARA - Menginang atau menyirih merupakan salah satu warisan budaya Indonesia.
Bisanya menginang dilakukan oleh nenek moyang zaman dahulu untuk menjaga kesehatan mulut dan gigi.
Dilansir GORAJUARA dari instagram @kemdikbud.ri, menginang atau menyirih adalah istilah untuk menyebut suatu kebiasaan mengunyah bahan-bahan paduan antara daun sirih, pinang, dan kapur.
Pada masa itu bahan menginang ditambah dengan gambir dan tembakau, sehingga mulut memerah.
Selain nikmat dikunyah, sirih dan pinang dianggap sebagai obat karena memiliki kandungan antiseptik.
Pada abad ke-9 sampai dengan ke-10, menginang menjadi salah satu bentuk keramahtamahan universal.
Baca Juga: 5 Bahan Masker Alami Yang Dapat Menutrisi Kulit Sehingga Akan Membuat Wajah Tetap Segar dan Terawat
Hal ini karena menginang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan mulai dari anak muda hingga orang tua, mulai dari rakyat biasa hingga raja.
Dalam kegiatan sosial dan upacara, menginang menjadi simbol keramahtamahan.
Ini karena menginang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan, mulai dari anak muda hingga orang tua, mulai dari rakyat biasa hingga raja.
Baca Juga: Tak Mau Rasakan Nyut nyutan Lantaran Sakit Gigi, Ingat! Sebaiknya Hindari 5 Makanan Ini
Saat ini, sudah tidak banyak orang yang melakukan tradisi menginang.
Namun, tradisi menginang masih dapat ditemukan di beberapa daerah di Indonesia seperti di Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua.