Hal ini menunjukkan bahwa konten kreatif atau content creation menjadi kunci dalam membawa industri kreatif Indonesia ke masa depan yang cerah.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno juga mendorong lebih banyak perusahaan dari sektor film untuk terlibat sebagai emiten di bursa efek.
Industri film nasional memiliki potensi besar untuk tumbuh subur jika dapat meningkatkan pangsa pasarnya.
Baca Juga: BIFF 2022: Film Indonesia Tampil Ada Pengabdi Setan 2
Kenaikan jumlah penonton untuk film lokal tentu merupakan berita yang menggembirakan.
Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki target ambisius untuk membuat film nasional mendominasi setengah dari pasar film dalam negeri tahun ini.
Untuk mencapai sasaran tersebut, pemerintah berkomitmen untuk mendukung para pelaku industri film nasional dengan menggalang kerja sama dengan rekan-rekan internasional dalam menciptakan karya-karya berkualitas.
Baca Juga: Bisa Gantikan Nasi, Coba Yuk Resep MEATBALL BROCCOLI CREAMY PASTA, Sehat dan Bikin Perut Kenyang
Salah satu langkah yang diambil pemerintah adalah dengan membuka Daftar Investasi Negatif (DNI).
Hal ini akan memberi kesempatan lebih luas bagi investor untuk menanamkan modal di sektor ini.
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menegaskan bahwa ini merupakan peluang emas untuk memperluas pasar film nasional dan mendapat wawasan baru dari luar negeri yang dapat berkontribusi pada kemajuan industri perfilman.
Baca Juga: WAH! Yuk Kita Recook Resep Nasi Goreng Khas Vietnam atau Com Rang, Simak Caranya Berikut Ini
Peningkatan jumlah penonton juga didorong oleh peningkatan jumlah layar film di Indonesia.
Dari hanya 609 layar pada tahun 2012, jumlahnya telah melonjak menjadi 1.412 layar pada akhir 2017.
Dengan bertambahnya jumlah layar film, film-film lokal memiliki peluang lebih besar untuk bertahan lebih lama di bioskop.