Karena cinta kasih dan kesetiaannya kepada sang suami, Nenek Arga turun dan bersimpuh di hadapan batu karang itu seraya berdoa agar dirinya diubah menjadi batu karang.
Diiringi dengan hujan deras serta petir yang menyambar, dia kemudian menjelma menjadi batu yang menghadap ke arah batu karang perwujudan suaminya.
Karena bentuknya menyerupai tubuh Nenek Arga, masyarakat setempat kemudian menyebutnya dengan Karang Nini (dalam bahasa Sunda).
Sedangkan batu karang jelmaan Kakek Ambu disebut dengan Bale Kambang.***