Termasuk Guha, Inilah Jejak Kolonial Belanda yang Bisa Kamu Temukan di Pantai Santolo Garut

photo author
- Jumat, 2 Februari 2024 | 19:49 WIB
Pantai Santolo Garut memiliki Guha misterius (Foto: Gorajuara/ Kolase tangkap layar YouTube yuswandiaja)
Pantai Santolo Garut memiliki Guha misterius (Foto: Gorajuara/ Kolase tangkap layar YouTube yuswandiaja)

GORAJUARA – Keindahan Pantai Santolo Garut yang memiliki hamparan pasir putih lembut dan alam mempesona membuatnya ramai dikunjungi.

Di balik keindahannya, terdapat sejarah Pantai Santolo Garut yang mungkin tidak banyak diketahui oleh banyak orang.

Dahulu kala, Pantai Santolo dikenal juga dengan nama Pantai Cilauteureun.

Baca Juga: Keindahan Pantai Santolo Garut, Surga Tersembunyi Dengan Hamparan Pasir Putih Dan Panorama Alam yang Mempesona

Dilansir GORAJUARA dari YouTube yuswandiaja, terdapat Guha peninggalan Belanda yang digunakan untuk menyimpan senjata.

Menurut penduduk setempat, Guha ini dahulu digunakan untuk penyimpanan senjata Belanda sekitar tahun 1910.

Guha tersebut cukup luas dan dalam, tetapi belum jelas panjang dan lebar dari Guha tersebut.

Dalam hal ini, masyarakat tidak diperbolehkan untuk memasuki Guha, di mana kemungkinan di dalamnya tersebut ada hewan buas seperti biawak dan lain sebagainya.

Baca Juga: Sejarah dan Daya Tarik Pantai Santolo, Wisata Laut di Garut yang Punya Air Jernih dan Pasir Putih

Tepat di pinggir Pantai Santolo terdapat empat ayunan yang menggantung di sebuah pohon.

Akan tetapi, yang membuat penasaran adalah mengapa ayunan tersebut bisa berada di pinggir pantai.

Pasalnya, di bawah ayunan tidak ada pasir atau tanah untuk berpijak.

Baca Juga: Mengenal Sisi Lain Pulau Santolo selain Keindahan Sunset-nya, dari Dermaga, hingga Asal Mula Nama Santolo

Selain peninggalan Guha zaman Belanda, terdapat juga mercusuar dan dermaga peninggalan Belanda pada tahun 1850 di Pantai Santolo.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Fariz Kurniawan

Sumber: YouTube yuswandiaja

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini