GORAJUARA - Pertandingan Arema FC vc Persebaya pada 1 Oktober 2022 menuai duka mendalam sepanjang sejarah sepakbola Indonesia.
Arema FC menjadi tuan rumah pertandingan BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Kerusuhan bermula setelah kekalahan Arema FC 2-3 melawan Persebaya Surabaya dalam pertandingan BRI Liga 1.
Baca Juga: Buntut Kericuhan Arema VS Persebaya, Ketua Komdis PSSI: Kami Segera Menyidangngkan Kasus Ini
Diduga hal tersebut memicu emosi suporter Arema FC, setelah peluit panjang berbunyi. Lautan suporter ricuh turun ke lapangan.
Pada saat itu para aparat menembakkan gas air mata mengarah ke keramain suporter. Jelas Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol. Nico Afinta.
Karena mengancam keselamatan para pemain. Penembakan dilakukan untuk meredam aksi brutal suporter Arema FC.
Baca Juga: Update! Korban Tewas Tragedi Berdarah Stadion Kanjuruhan Malang Bertambah jadi 153 Orang
Berikut beberapa tanggapan netizen.
Dari akun Instagram @aamtw19
"Kami memang mempunyai klub kebanggan masing-masing. Tapi jika sepakbola lebih mahal daripada harga nyawa, kami memilih hidup tanpa sepak bola. Atas dasar kemanusiaan dan sesama suporter kami turut berduka cita," unggahnya.
Hingga kini diketahui korban meninggal mencapai 127 orang.