GORAJUARA - Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko, menanggapi pernyataan Mahfud MD yang menyebut pertanyaan Gibran soal greenflation sebagai pertanyaan 'recehan'.
Budiman Sudjatmiko beranggapan bahwa kepemimpinan dan pemerintahan bukan sekadar berbicara hal baik dalam visi dan misi.
Menurut Budiman Sudjatmiko, setiap kebijakan publik akan menimbulkan risiko dan konsekuensi, di mana semua pasangan capres dan cawapres harus siap memberi penjelasan kepada publik.
"Bahwa seorang Profesor Mahfud menganggap itu receh, menurut saya, barangkali tim 03 tidak siap untuk diajak berbicara soal dilema-dilema dalam pembuatan kebijakan publik," kata Budiman saat ditemui wartawan di Jakarta, Selasa (23/1/2024).
Mantan politikus PDI-Perjuangan itu menjelaskan bahwa greenflation atau inflasi hijau adalah sebuah istilah baru yang ditemukan para ekonom.
Adapun istilah tersebut mengacu pada kenaikan harga material akibat transisi ke energi hijau.
Alih-alih recehan, Budiman justru menilai greenflation sebagai topik yang mahal.
Baca Juga: Prabowo Subianto Resmikan Titik Air di Bangkalan, 3.554 KK Jadi Penerima Manfaat Program dari Menhan
Dia kemudian menuturkan bahwa soal greenflation hanyalah satu dari sekian banyak dilema yang harus dihadapi saat membuat kebijakan.
Terlebih, proses menuju negara maju disebut akan melahirkan banyak dilema yang juga penting untuk dibicarakan.
"Misalnya, saat kita mengejar kemajuan dengan penerapan teknologi digital seperti artificial intelligence, itu juga tentu akan berpengaruh pada penyiapan skills, keahlian sumber daya manusia Indonesia.
"Untuk bisa jadi negara maju dengan sumber daya manusia yang maju, kita harus memakan biaya," papar Budiman.