"Selain itu kita juga harus membangun critical intelligence anak dari usia sebelum sekolah.
"Edugames harus dimulai dari usia PAUD. Anak-anak Indonesia harus dibiarkan bermain dan mulai mengembangkan nalar sebelum duduk di bangku pendidikan dasar," lanjut Budiman.
Untuk usia sekolah dasar dan pendidikan menengah, Budiman melihat perlunya memperbaiki skema sistem pendidikan Indonesia, terutama dalam standar kompetensi nasional.
"Indonesia perlu membuat standar kompetensi nasional sesuai dengan konsep kecerdasan inti atau core intelligence,
"Yaitu kecerdasan memahami realita baik alam sekitar maupun sosial, kecerdasan berhitung, kecerdasan mengekspresikan ide baik lisan maupun tulisan dan kecerdasan penguasaan minimal dua bahasa.
"Ini akan mengurangi kebutuhan pelajaran wajib. Sehingga siswa bisa memiliki waktu luang untuk belajar hal lain diluar kecerdasan inti," jelasnya.
Baca Juga: Cara Buat Croissant yang Enak Ala Prancis Hanya di Rumah Aja, Dijamin Enak dengan Resep ini!
"Selain itu, negara harus turun tangan dalam memberikan anggaran Edupay, di mana siswa dan guru harus mendapatkan subsidi membeli buku dan aplikasi yang terkurasi," tambah Budiman.
Sementara pada solusi pendidikan yang lebih tinggi, Budiman menyebut ide besar yang diambil adalah memerdekakan masyarakat untuk membuktikan diri dalam penguasan ilmu tanpa batasan usia dan tempat.
"Kita membayangkan adanya sistem kompetensi nasional (SKN) di level lulus kuliah atau bekerja.
"Sehingga kita berharap adanya pemisahan antara proses belajar dengan proses ujian.
"Negara menyelenggarakan ujian untuk mata kuliah terstandarisasi," urai Wakil Ketua Dewan Pakar TKN.
Baca Juga: Resep Egg Roll ala Hokben: Kelezatan Mewah, Praktis, dan Tanpa Kegagalan, Dijamin Puas dan Kecanduan
"Jadi siapa pun bisa mengambil standar kompetensi. Belajar di level kuliah atau vokasi bisa di mana pun.