GORAJUARA - Dalam tulisan terdahulu, ternyata ketupat yang sering kita temukan di hari Raya Idul Fitri saat ini, juga di masa-masa lalu. Bahkan ada sejarahnya, filosofi dan maknanya.
Di tulisan terdahulu juga pernah membahas tentang mudik. Mudik itu ternyata tidak hanya ada di masa kini, tapi juga ada di zaman kerajaan Majapahit.
Kehidupan kita saat ini, memang tidak bisa terpisah dengan kehidupan masa lalu. Selalu saja ada jembatan yang menghubunginya, yaitu sejarah.
Baca Juga: Hasil MotoGP Spanyol 2022: Fransesco Bagnaia Taklukan Sirkuit Jerez
Namun sejarah masih menjadi sesuatu yang tidak disukai. Sesuatu yang membosankan.
Karena sejarah hanya membahas tentang tahun-tahun semata. Kejadian di masa lalu dianggap tidak ada manfaatnya untuk masa sekarang. Benarkah sikap ini?
Mengutip ceramah ustadz Budi Ashari Lc yang berjudul Mengapa Belajar Sejarah Siroh Nabawiyyah? dijelaskan bahwa sepertiga lebih isi Al-Quran adalah sejarah. Sejarah para nabi dan umat-umat terdahulu.
Baca Juga: Hasil Sidang Isbat, Resmi Lebaran Idul Fitri 2022 Jatuh Pada 02 Mei 2022
Apa artinya? Artinya, diantara yang membentuk karakter Nabi Saw dan para sahabat adalah sejarah.
Diantara permasalahan yang dihadapi Rasulullah Saw, solusi yang diberikan Allah adalah turunnya ayat atau surat yang berisi informasi sejarah.
Ketika tekanan orang-orang kafir Quraisy terhadap kaum muslimin semakin gencar, maka Allah menurunkan surat Al-Kahfi.
Surat Al-Kahfi berisi ayat-ayat tentang sejarah. Ada sejarah nabi Musa dan Khidir, Zulqonain dan Ashabul Kahfi.
Dari sejarah Ashabul Kahfi inilah, Rasulullah Saw mengambil kebijakan agar para sahabatnya untuk hijrah ke Habasyah.
Baca Juga: Pesan Scholes Untuk Erik Ten Hag: Mau Sukses Latih Man United? Contohlah Mikel Arteta!
