GORAJUARA - Ajaran-ajaran ini disampaikan melalui ajaran bahasa dan simbol, di mana bahasa dan simbol ini merupakan aspek kebudayaan.
Lalu, apakah Al-Qur'an merupakan kebudayaan? Jawabannya adalah bukan. Al-Qur'an secara substansi merupakan Kalamullah.
Ketika Kalamullah itu dibukukan, dimana ayat-ayat Al-Qur'an akan dituliskan dengan huruf-huruf yang dapat dipahami oleh manusia.
Baca Juga: Aura Kasih Ucapkan Selamat Hari Ibu
Bahkan, sebelum Allah menurunkan nabi Adam ke muka bumi, Allah mengajarkan nabi Adam berbagai macam simbol dan huruf untuk menginterpretasikan informasi yang ia dapatkan.
Sebagaimana yang tertera dalam firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 31 yang artinya "Dia mengajarkan Adam semua nama-nama (benda), kemudian menampilkan semuanya di hadapan malaikat, lalu mengatakan, 'Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama semua benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar".
Simbol merupakan aspek dari kebudayaan. Maka dari itu, Allah telah mengajarkan kepada nabi Adam mengenai berbagai macam kebudayaan untuk menyampaikan ajaran agama yang abstrak.
Baca Juga: GANGGA Rilis Musik Video 'Waiting For You'
Baca Juga: Seorang Pelajar Cabuli Tujuh Anak Laki-laki dan 2 Perempuan Masih di Bawah Umur
Melalui simbol inilah agama akan dapat diterima manusia. Proses simbolisasi dan aktualisasi terhadap ajaran agama yang abstrak, absolut, dan abstrak inilah yang disebut dengan kebudayaan.
Untuk itu, jika terjadi perubahan pada lembaran Al-Qur'an dan tulisannya, hal tersebut bukanlah sesuatu yang terlarang. Namun, hal yang perlu kita perhatikan adalah perubahan tersebut tidak bertentangan dengan Islam itu sendiri.
Misalnya pada zaman dahulu Al-Qur'an ditulis tanpa syakal, titik, dan harakat. Sekarang ayat Al-Qur'an diberikan syakal, titik, dan harakat agar lebih dipahami oleh masyarakat. Tiga aspek dalam Al-Qur'an ini merupakan bentuk dari kebudayaan.