GORAJUARA - Seorang sahabat nabi yang bernama Jabir berkata, bahwa ia pernah mendengar sabda Rasulullah berkata pada saat tiga hari sebelum wafatnya beliau.
“Janganlah salah seorang di antara kalian mati melainkan ia harus berhusnuzhon pada Allah” (HR. Muslim No. 2877).
Hadis ini menganjurkan kita sebagai umat muslim untuk berprasangka baik kepada Allah.
Husnuzhon pada Allah, itulah yang diajarkan pada kita dalam berdoa.
Ketika kita berdoa kepada Allah, kita harus yakin bahwa doa kita akan dikabulkan dengan tetap melakukan sebab terkabulnya doa dan menjauhi berbagai pantangan yang menghalangi terkabulnya doa.
Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Ghofir/Al Mukmin ayat 60, yang artinya “Berdoalah kepada Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu."
Ayat ini menjelaskan bahwa semua doa kita akan dikabulkan oleh Allah.
Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi Allah Ta’ala selain do’a.” (HR. Tirmidzi No. 3370, Ibnu Majah No. 3829, dan Ahmad 2: 362, hasan).
Jika seseorang berdoa dalam keadaan yakin bahwa doanya akan terkabul, Nabi bersabda : “Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi No. 3479, hasan).
Baca Juga: EMI Resmi Bergabung, PLN Kejar Target Dekarbonisasi 117 Juta Ton CO2 sampai dengan 2025
Jika doa tak kunjung terkabul, maka yakinlah bahwa ada yang terbaik di balik itu.
Ibnu Rajab dalam Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam berkata, “Terus meminta dengan do’a dan memohon ampunan Allah disertai rasa penuh harap pada-Nya, adalah jalan mudah mendapatkan maghfiroh (ampunan).”