GORAJUARA,- Ramadhan sudah dalam hitungan hari. Dan saat ini sudah memasuki Nisfu Syaban, yang juga menjadi penanda bahwa semakin dekat dengan bulan suci Ramadhan.
Namun, jelang Ramadhan ini, apakah kita sudah menyelesaikan hutang puasa yang belum dilakukan? Memang menjalankan puasa itu, wajib hukumnya, namun tidak kemungkinan ada kondisi-kondisi tertentu di mana kita tidak bisa menjalankan ibadah.
Dalam keadaan tertentu, umat Islam boleh meninggalkan puasa Ramadan. Dengan catatan, puasa ini wajib diganti di hari lain selain bulan Ramadan. Mengganti puasa Ramadan wajib hukumnya. Mengganti puasa Ramadan disebut juga puasa qadha.
Baca Juga: Info BMKG: Gempa Magnitudo 5,1 Goyang Bayah, Banten, Dini Hari Tadi
Baca Juga: Bikin Panik, Tim Rescue Diskar Berhasil Evakuasi Ular dari Rumah Warga Pasir Pogor
Niat membayar hutang puasa Ramadan ini tentunya berbeda dengan niat puasa Ramadhan biasa. Ini sebabnya penting mengetahui niat membayar utang puasa Ramadhan yang benar.
Namun, yang menjadi pertanyaan yaitu bagaimana hukum membayar hutang puasa Ramadhan setelah Nisfu Syaban?.
Ustadz Syafiq Riza Basalamah lantas menjawab terkait hukum membayar qodho puasa setelah Nisfu Syaban.
Baca Juga: Jangan Panik Saat Terjadi Gempa Bumi, Inilah Cara Aman yang Perlu Dihindari dan Dilakukan
Dikutip DeskJabar.com dari kanal YouTube Taman Surga berjudul 'BOLEHKAH Bayar Utang Puasa setelah Pertengahan Sya'ban' diunggah pada 16 Maret 2022.
Ustadz Syafiq Riza Basalamah menjelaskan bahwa terkait hukum membayar hutang puasa Ramadhan, ada perbedaan pendapat antara Ulama.
Sebagian besar Ulama membolehkan puasa setelah Nisfu Sya'ban.
Baca Juga: Doni Salmanan Meminta Maaf, Denny Darko: Saya Lihat Keanehan
"Umpanya mau ana lupa puasa di awal Sya'ban, ana mau puasa 17 Sya'ban boleh," ujar Ustadz Syafiq Riza Basalamah.
Terlebih untuk jika niatnya untuk membayar hutang puasa Ramadhan, tidak ada masalah dan dibolehkan.