Begitu Ramadhan datang, semua kebiasaan berubah. Yang biasanya, sebentar-bentar buka kulkas. Tiap menit, buka tudung saji. Gorengan yang tadinya tinggal 10, jadi tinggal 3.
Baca Juga: Enea Bastianini: Saya akan Mencoba Naik Podium di Setiap Balapan
Biasanya, tukang dagang yang lewat, ‘dipaksa berhenti’. Tapi semua kebiasaan itu hilang bagai ditelan bumi, berganti dengan puasa, menahan segala keinginan untuk makan, menahan keinginan untuk ngemil.
Sebelumnya susah untuk rutin ngaji. Jangan tanya berapa juz setiap harinya, menjawab berapa baris tiap harinya saja, takut menjawabnya.
Tapi begitu Ramadhan tiba, sebentar-bentar ngaji. Paling tidak satu kali khatam dalam bulan Ramadhan, begitu tekadnya.
Baca Juga: Kasus Tangmo Nida Banyak Kejanggalan, Berikut 5 Bukti Terbaru di Balik Kematian Artis Cantik Ini
Ramadhan benar-benar merubah kebiasaan. Biasa tidak bangun malam, menjadi terbiasa bangun malam untuk sahur. Bukankah ini bagus? Semoga di luar Ramadhan kebiasaan ini berlanjut.
Bulan Ramadhan membuat orang berhati-hati dalam bicara. Mengumbar aib orang mendadak terhenti. Seolah di mulut ada rem cakram, yang pedal remnya diinjak oleh yang namanya Ramadhan. Semoga kebiasaan di bulan Ramadhan di atas, berlanjut di bulan-bulan lainnya