GORAJUARA - Hakikat silaturahmi adalah bukan membalas kebaikan pada orang lain, tetapi silaturahmi adalah kewajiban bagi setiap manusia.
Nabi Muhammad SAW menegaskan, silaturahmi sejatinya bukan kita membalas kebaikan kepada orang yang baik.
“Kalau membalas kebaikan kepada orang yang baik sama kita adalah kewajiban lain,” kata ustadz Buya Yahya dilansir GoraJuara.com dari video yang diunggah di channel YouTube Al-Bahjah TV, Sabtu 2 Januari 2022.
Baca Juga: Mengenal Spirit Doll atau Boneka Arwah dan Hukumnya Dalam Islam
Menurut ustadz Buya Yahya, itu yang sering terjadi, bahwa kita itu ingin baikan sama orang kalau orang itu baik sama kita.
“ini adalah kelemahan kita dalam urusan silaturahmi. Silaturahmi itu adalah menyambung tali persaudaraan,” katanya.
Ditegaskan ustadz Buya Yahya, silaturahmi itu adalah sesungguhnya apabila diputuskan tali silaturahminya, maka dia berusaha untuk menyambungkan kembali.
“Ketika orang yang memutus tali silaturahmi itu ngomong neyeletit ketika didatangi, atau dia tidak mau datang bersilaturahmi, itu bukan urusan kita. Urusan kita hanya dengan Allah SWT,” ujarnya.
Apabila ada orang ngomongnya nyelekit ketika kita datangi, katanya, mungkin bukan karena tidak senang didatangi.
“Itu bisa saja karena waktu kita datang kurang tepat waktunya, maka kita harus pandai mencari waktu yang pas,” ujarnya.
“Kalau kita datang pada waktu yang tetap dan dia dalam kedaan senang, maka kalau pun mengomong nyeletkit, itu mungkin kebiasaannya,” lanjut ustadz Buya Yahya.
Artinya, jelas ustadz Buya Yahya memang lidah dia berduri. “Kalau Anda bertemu duri ya gak usah marah-marah pada duri, tetapi Anda harus menghindar dari duri tersebut,” ucapnya.