khazanah

Mengapa Menangis Meratapi Orang Meninggal Dilarang?

Rabu, 8 Maret 2023 | 19:26 WIB
Kelak Keluarga, Kerabat, Sahabat, Akan Meninggalkan Kita Menuju Kampung Akhirat (GoraJuara.com/dok AKSI)

GORAJUARA - Menangisi orang meninggal dengan wajar tidak berlarut-larut, dan tidak dengan sumpah serapah, dari keterangan hadis ulama bersepakat tidak dilarang. 

"Dengarkan, sesungguhnya Allah tidak mengadzab orang yang meninggal itu lantaran tetesan air mata, dan Allah pun tidak mengadzab jenazah lantaran hati yang sedih, akan tetapi Allah mengadzab atau merahmati mayat tersebut lantaran ini (lisan). Dan beliau memberi isyarat pada lisannya. (Muttafaqun ‘alaih).

Hal yang harus dihindari adalah lisan-lisan yang menyekutukan Allah, mengingkari kehidupan akhirat, lisan itulah yang membuat adzab bagi orang meninggal. 

Baca Juga: Selamat Datang Bapak AI Nurhasan...

Keterikatannya pada kehidupan materi membuat orang-orang menangis histeris dan mengeluarkan kata-kata tidak pantas di hadapan Allah. Hal inilah yang dipesankan dari hadis Nabi.

Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, akan menerima ikhlas kepergian seseorang. Orang beriman sadar bahwa Allah tempat kembali, dan akhirat kehidupan abadi. 

Bagi orang yang beriman kepada Allah, kematian bukan sebuah akhir kehidupan, tetapi sebuah perjalanan seseorang menuju kehidupan akhirat. 

Baca Juga: Rumus Pengelolaan Keuangan Swasta 60 Persen Sama Dengan 100 Persen...

Orang beriman menyadari bahwa hidup di dunia sebuah perjalanan menuju kepada Allah dan akan hidup di kampung akhirat. Kematian sebuah hal yang wajar dan pasti akan menemuai setiap orang.

Kekhawatiran orang-orang beriman ketika ditinggal meninggal keluarga, kerabat dan sahabatnya adalah kematian yang tidak diinginkannya yaitu mati dalam kekafiran. 

Meninggalnya keluarga, kerabat, dan sahabat tercinta seperti hijrah atau kepergian seseorang untuk merantau ke suatu daerah. Mereka pergi lebih dulu dan kita belakangan. 

Baca Juga: Diskusi Definisi Ikhlas Menurut Para Pekerja...

Jika kita sadar kelak akan menemui kematian untuk menuju kampung akhirat, tidak ada kesedihan yang berlatur hanya untuk meratapi kehidupan yang sebentar. 

Maka berpegang teguh, bergantung sepenuhnya pada ketetapan Allah, merupakan kunci kekuatan iman seseorang yang akan menyelamatkan diri dari kesedihan dan kenestapaan hidup di dunia.

Halaman:

Tags

Terkini

Kapan Nisfu Syaban 2025? Cek Tanggal di Sini!

Rabu, 12 Februari 2025 | 14:00 WIB