GORAJUARA - Luthfi Muhammad Fajar Siddiq alumni SMAN 2 Kota Bandung baru bisa mudik lebaran tahun ini dari Malaysia. Lutfi membawa oleh-oleh pengalaman kuliah di Universitas Malaya.
Selama kuliah di Malaysia Lutfi mengaku jadwalnya sangat padat. Selama kuliah waktunya habis untuk mengikuti jadwal kuliah dan mengerjakan tugas.
Dalam satu kelas mahasiswanya terdiri dari 30 orang. Dalam perkuliahan komunikasi menggunakan bahasa Inggris. Skedul perkulihan semuanya terencana diakses di web kampus.
Baca Juga: Tiga Bahan Pokok Pendidikan, Harus Selalu Ada di Sekolah
Kapan ujian formatif dan sumatif sudah terjadwal di awal perkuliahan. Materi yang akan diujikan sudah dijelaskan di web. Mahasiswa fokus kepada topik-topik yang ditampilkan di web.
Satu matakuliah dalam satu semester terdiri dari 14 kali pertemuan. Setiap pertemuan dosen menjelaskan di power point tentang perkuliahan disertai penjelasan dosen.
Di power point hanya berisi topik-topik inti dan untuk memahaminya harus mendengarkan dosen. Oleh karena itu, selama perkulihan semua mahasiswa menyimak dan mencatat.
Baca Juga: SMAN 2 Kuta Selatan Bali, Gelar Moneta Literasi
Tidak ada mahasiswa ngobrol saat kuliah. Catatan mahasiswa sudah paper less menggunakan tablet. Tidak ada lagi tulis menulis menggunakan kertas.
Selama 14 kali pertemuan lebih banyak mahasiswa yang aktif bertanya. Mahasiswa dibagi kelompok untuk membahas tema-tema yang telah direncanakan dalam skedul perkuliahan.
Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang mahasiswa. Dalam pertemuan-pertemuan selanjutnya mahasiswa diwajibkan presentasi.
Baca Juga: Kurikulum Merdeka Belajar , Tidak Ada Rangking, Melayani Secara Inklusif
Setiap anggota kelompok wajib presentasi hasil kerja kelompok. Presentasi menggunakan power point berisi tema-tema inti dan dijelaskan mahasiswa tanpa membaca teks. Jika membaca, maka terjadi pengurangan nilai.
Mahasiswa lain yang bukan bagian presentasi, menyimak dan mencatat mengikuti penjelasan mahasiswa yang sedang presentasi. Tanya jawab selalu terjadi dan tidak bisa dihentikan.