Gejala DBD Pada Anak 4 Tahun, Ternyata Bintik-bintik Merah Pada Kulit Tidak Harus Ada

photo author
- Sabtu, 8 Oktober 2022 | 12:42 WIB
Gejala DBD Pada Anak 4 Tahun, Ternyata Bintik-bintik Merah Pada Kulit Tidak Harus Ada (Gorajuara/ dok: freepik @user18526052)
Gejala DBD Pada Anak 4 Tahun, Ternyata Bintik-bintik Merah Pada Kulit Tidak Harus Ada (Gorajuara/ dok: freepik @user18526052)

GORAJUARA - Memasuki periode musim hujan, penyakit Demam Berdarah Dengue atau DBD menjadi momok bagi orang tua yang memilik anak, khususnya anak balita termasuk anak 4 tahun.

Gejalad DBD pada anak 4 tahun, umumnya sama dengan gejala yang dialami oleh semua umur, dari bayi hingga dewasa. Bintik-bintik merah bisa saja muncul di tubuh sewaktu-waktu. Yang konon kabarnya merupakan tanda khas DBD, membuat orangtua sangat ketakutan.

Menurut WHO, gejala DBD baik anak maupun dewasa akan mengalami demam selama dua sampai tujuh hari, cenderung tinggi (suhunya mencapai kisaran 39-40 derajat), dan disertai gejala-gejala lain seperti mual, muntah, nyeri atau ngilu pada sendi, sakit kepala, dan kadang ruam kemerahan di kulit.

Baca Juga: Waspadai Tiga Gejala DBD Pada Anak yang Harus Diperhatikan Saat Musim Hujan, Begini Penanganannya

Bintik-bintik merah yang masih menjadi anggapan banyak orang sebagai gejala DBD justru jarang ditemukan.

Tanda bintik-bintik merah pada kulit disebut petekie, muncul akibat turunnya nilai trombosit di bawah 100 ribu per mikroliter - tidak muncul pada semua kasus.

Batuk atau pilek bisa saja didapatkan pada DBD, tetapi jarang, kecuali seseorang juga terinfeksi virus influenza.

Pada pemeriksaan laboratorium, yang saat ini menjadi penanda khas kecurigaan DBD sejak awal adalah penurunan nilai leukosit (sel darah putih) di bawah 5.000 per mikroliter.

Dikutip Gorajuara dari buku "Berteman dengan Demam" karya dokter spesialis anak, dr. Arifianto, SP.A, berikut perjalanan fase demam bila anak terkena DBD.

Perjalanan Demam Pada DBD

  •  Fase demam: berlangung pada hari pertama sampai ketiga. anak mengalami demam yang dapat disertai gejala-gejala yang sudah disebutkan sehingga harus dipastikan banyak minum untuk mencegah dehidrasi. Frekuensi buang air kecil dipantau setidaknya tiap enam jam untuk memastikan kecukupan cairan.
  • Fase Kritis: berlangsung pada hari ketiga sampai kelima. Pada saat ini demam justru turun. Kondisi anak cenderung akan membaik (lemas berkurang, nafsu makan dan minum membaik, mulai aktif). Namun perlud diperhatikan, pada fase ini dapat terjadi kebocoran plasma yang harus dipantau secara ketat. anak mungkin membutuhkan perawatan di rumah sakit.
  • Fase penyembuhan: terjadi sesudah lima sampai tujuh hari. Pada fase ini, demam yang sudah turun kadang naik sesaat, tetapi tidak setinggi sebelumnya sehingga menyerupai pelana kuda. Fase ini kadang disertai ruam merah yang merata hampir di seluruh tubuh yang akan hilang sendiri. Kondisi anak secara umum membaik.

Apakah semua orang DBD harus dirawat di RS?

Ketika seorang anak atau dewasa dengan kecurigaan sakit DBD masih dapat makan atau minum dan menghasilkan air seni (buang air kecil) minimal sekali tiap 6 jam, maka anak ini belum mengalami dehidrasi dan dapat dipantau di rumah.

Indikasi Anak Harus Dirawat di Rumah Sakit

  • anak sangat sulit minum sehingga tidak mencukupi kebutuhan cairan (muntah berulang produksi air seni berkurang)
  • anak mengalami pendarahan aktif (BAB hitam, perdarahan gusi yang sulit berhenti, muntah darah)
  • hitung trombosit kurang dari atau sama dengan 100.000 per mikroliter dan atau disertai peningkatan hematokrit kurang dari atau sama dengan 20 persen
  • anak terlihat mengalami kondisi yang memburuk saat demam turun
  • anak mengeluh atau mengalami nyeri perut hebat
  • Jika tempat tinggal jauh dari fasilitas kesehatan, jangan sampai indikasi pertama terjadi, tetapi segeralah bawa ke rumah sakit.

Anak dapat dirawat dirumah, jika memenuhi kriteria berikut:

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rany Listyawati Sis, St

Sumber: Buku Berteman Dengan Demam, Penulis : dr Arifianto SP.A

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini