GORAJUARA - Pandemi Covid-19 oleh masyarakat Bali disebut Gering Agung. Sesuai dengan namanya, Gering Agung sesungguhnya tidak hanya mengacu pada Pandemi Covid-19, tetapi juga mengacu pada wabah/bencana yang lain. Sebutan itu tepat karena saat Pandemi Covid-19, berbagai wabah dan bencana terjadi silih berganti pada tahun 2020 – 2022. Gempa,banjir, gunung meletus,iklim tidak menentu, hujan tiba-tiba, mendadak terang-benderang, mendadak gelap-gulita. Kecelakaan terjadi di udara, laut, dan darat. Orang meninggal juga silih berganti tak terduga.
Di kancah politik tidak kalah hebohnya dengan berita Pandemi. Tokoh-tokoh politik berseteru dengan pernyataan-pernyataan yang membingungkan. Energi bangsa terkomplikasi untuk kepentingan kekuasaan sesaat di tengah Pandemi Covid-19. Anehnya, berita hoaks itu lebih viral dibandingkan pengumuman resmi dari pemerintah. Termasuk Kurikulum Merdeka pun, dibajak dengan hoaks, padahal jelas-jelas Kurikulum Merdeka sudah siap disajikan mulai Tahun Pelajaran 2022/2023.
Hoaks atau berita bohong adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar dengan tujuan membuat ketidaknyamanan masyarakat. Jika masyarakat tidak cerdas memilah-memilihnya, dapat menimbulkan bencana komunikasi, benih-benih kecurigaan bahkan disintegrasi bangsa.
Baca Juga: Tiga Pembalap Masih Dominasi Puncak Klasemen Sementara WSBK 2022
Berdasarkan penelusuran Wikipedia (12/4/2021), sejarah hoaks sesungguhnya sudah lama berkembang, tetapi hoaks di Indonesia makin dikenal sejak teknologi informasi kian canggih dan menumpang melalui berbagai media sosial dengan jaringan internet. Sejarah panjang hoaks terdapat dalam dua versi. Pertama, pada 1661 kasus hoaks bermula dari Drummer of Tedworth yang berkisah tentang John Mompesson seorang tuan tanah yang dihantui oleh suara-suara drum setiap malam di rumahnya.
Begini kisahnya. John Nompesson menuduh Drury melakukan guna-guna terhadap rumahnya karena dendam akibat kekalahannya di pengadilan. Seorang penulis, bernama Glanvill mendengar kisah tersebut. Ia mendatangi rumah tersebut dan mengaku mendengar suara-suara yang sama. Ia kemudian menceritakan ke dalam tiga buku cerita yang diklaim berasal dari kisah nyata. Kehebohan dan keseraman local horror story berhasil menaikkan penjualan buku Glanvill. Namun pada buku ketiga, Glanvill mengaku bahwa suara-suara tersebut hanyalah trik dan apa yang diceritakan adalah bohong belaka.
Kedua, Catatan historis Great Moon Hoax pada 1835 yang memuat laporan New York Sun serangkaian arttikel tentang penemuan kehidupan di bulan. Contoh yang mutakhir adalah Flemmish Secession Hoax (2006), dilaporkan oleh Stasiun Televisi Publik Belgia yang mengabarkan Parlemen Flemmis telah mendeklarasikan kemerdekaan dari Belgia, sebuah laporan yang membuat pemirsa menjadi salah paham.
Baca Juga: Penguatan Profil Pelajar Pancasila Lewat Pantun
Di Indonesia, kasus-kasus hoaks berbasis politik menjelang Pemilu/Pilkada juga sering terjadi melalui proses pemelintiran informasi yang disebut kampanye hitam (black compaign) diartikan sebagai tuduhan tidak berdasarkan fakta dan merupakan fitnah
( Prasetyo, 2017: 162).
Kontens yang dimanipulasi untuk kepentingan hoaks biasanya berkaitan dengan agama, politik, etnis, kesehatan, bisnis, penipuan, bencana alam, kriminalitas, lalu lintas, peristiwa ajaib. Agama adalah ranah yang sangat sensitif dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan menyitir ayat-ayat suci secara tidak utuh dan dapat menimbulkan kegaduhan umat. Tidak jarang pula ayat-ayat suci dipolitisasi untuk kepentingan kampanye politik kekuasaan, termasuk politik identitas mayoritas vs minoritas.
Dalam konteks Covid-19, misalnya hoaks selain berkaitan dengan kesehatan, juga bertemali dengan bisnis dan penipuan. Di tengah paceklik ekonomi akibat Covid-19, hoaks juga dijual untuk mendapatkan keuntungan oleh sejumlah youtober yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Begitu juga berita-berita yang sudah kedaluwarsa, direproduksi seolah-olah benar-benar terjadi.
Baca Juga: 100 Kunci Jawaban Teka Teki MPLS MOS Terbaru 2022 Kode Snack, Minuman, Makanan, Buah dan Sayuran
Pemroduksi hoaks memutarbalikkan fakta melampaui kenyataan yang sebenarnya menjadi hiperrealitas. Tujuannya untuk mengelabui kebenaran sejati. Oleh karena itulah, penting bagi kita semua untuk melakukan filter informasi. Saring sebelum sharing sebagai pertanda memiliki wiweka (daya pikir). Jika tidak waspada, bisa jadi terpapar virus hoaks yang tidak ada vaksinnya. Mari waspada bersama.***