DI RESTORAN
Kita berdua saja, dduk. Aku memesan
Ilalang panjang dan bunga rumput - -
Kau entah memesan apa. Aku memesan
Batu di tengah sungai terjal yang deras - -
Kau entah memesan apa. Tapi kita berdua
Saja, duduk. Aku memesan rasa sakit
Yang tak putus dan nyaring lengkingnya,
Memesan rasa lapar yang asing itu.
Baca Juga: Kang Mus Preman Pensiun 'Murka' dan Persoalkan Arteria Dahlan Tentang Bahasa Sunda Saat Rapat Kajati
SEMENTARA KITA SALING BERBISIK
Sementara kita saling berbisik
Untuk lebih lama tinggal
Pada debu, cinta yang tinggal berupa
Bunga kertas dan lintasan angka-angka
Ketika kita saling berbisik
Di luar semakin sengit malam hari
Memadamkan bekas-bekas telapak kaki,
Menyekap sisa-sisa unggun api
Sebelum fajar.
Ada yang masih bersikeras abadi.
Baca Juga: Lama Absen Akibat Cidera, Pogba Siap Bela Manchester United: Berikut Klub Siap Boyong Pogba
DI TANGAN ANAK-ANAK
Di tangan anak-anak,
Kertas menjelma perahu Sinbad
Yang tak takluk pada gelombang,
Menjelma burung
Yang jeritnya membukakan
Kelopak-kelopak bunga di hutan;
Di mulut anak-anak,
Kata menjelma kitab Suci.
“Tuan, jangan kau ganggu
Permainanku ini.”
Baca Juga: 5 K-pop Idol Terpopuler di Sembilan Negara Besar di Dunia
YANG FANA ADALAH WAKTU
Yang fana adalah waktu. Kita abadi:
Memungut detik demi detik,
Merangkainya seperti bunga
Sampai pada suatu hari
Kita lupa untuk apa.