Dalam beberapa kesempatan, Pandji menyoroti beberapa hal yang dianggapnya menjadi kekurangan Marshel:
"Ngapain lu milih orang yang dulunya antar jemput lonte untuk jadi wakil walikota Tangsel. Dulunya bandar sabu dan abis itu suka beli bokep," ujar Pandji dengan ketus, menyinggung masa lalu Marshel yang dianggap tidak layak untuk posisi tersebut.
"Profesi menjadi wakil walikota datang dengan kualifikasi. Kualifikasinya akan digunakan ketika menjabat, bukan untuk mendapatkan jabatan," lanjutnya, menekankan pentingnya kompetensi dalam dunia politik.
Pandji menganggap bahwa posisi wakil wali kota memerlukan kualifikasi yang memadai dan tidak hanya sekadar menjadi 'jabat tangan' tanpa mempertimbangkan kemampuan dan latar belakang yang relevan.
Dengan mundurnya Riza Patria dan reaksi publik yang sangat dinamis, Pilkada Tangerang Selatan kini menjadi lebih menarik untuk diikuti.
Marshel Widianto sebagai calon tunggal akan menghadapi berbagai tantangan, baik dari segi politik maupun opini publik.
Baca Juga: Ketika Amanda Manopo Nanya Sudah Punya Pacar, Netizen Malah Jawab Arya Saloka yang Tepat
Reaksi dari Pandji Pragiwaksono dan netizen menunjukkan betapa kompleksnya dinamika politik dan bagaimana setiap langkah dalam proses ini dapat mempengaruhi persepsi masyarakat.
Sebagai calon tunggal, Marshel harus mampu menunjukkan kemampuannya dan membuktikan bahwa ia layak untuk memimpin Tangerang Selatan.
Apakah ia dapat membalikkan persepsi publik dan memenangkan hati masyarakat? Hanya waktu yang akan menjawab.***