Salah satu faktor yang meningkatkan risiko terkena anemia aplastik itu adalah terapi dengan radiasi dosis tinggi atau kemoterapi.
Lalu, ada juga faktor risiko lain seperti paparan bahan kimia beracun, penggunaan sejumlah obat resep, penyakit darah tertentu, kelainan autoimun, infeksi serius bahkan kehamilan (jarang terjadi).
Dilansir dari laman Siloam Hospital oleh GORAJUARA, ada sejumlah gejala yang perlu diperhatikan atau dicurangi terkait penyakit anemia aplastik ini.
Gejala-gejala itu meliputi demam, lemas, pucat, sakit kepala atau pusing, jantung berdebar, sesak napas, mengalami memar dan perdarahan, mudah terinfeksi penyakit.
Adapun pengobatan yang bisa dilakukan untuk penyakit ini adalah terapi antibiotik dan antivirus, imunosupresan, transfusi darah dan transplantasi sumsum tulang.***