Badai Dahsyat Menumbangkan Pohon Kapas Simbolis Berusia 400 Tahun di Sierra Leone

- Jumat, 26 Mei 2023 | 11:57 WIB
Badai Dahsyat Menumbangkan Pohon Kapas Simbolis Berusia 400 Tahun di Sierra Leone (Gorajuara/Al Jazeera)
Badai Dahsyat Menumbangkan Pohon Kapas Simbolis Berusia 400 Tahun di Sierra Leone (Gorajuara/Al Jazeera)

GORAJUARA - Hujan deras di ibu kota Sierra Leone telah menumbangkan Pohon Kapas yang berusia berabad-abad.

Presiden Julius Maada Bio mengatakan jika, "Tidak ada simbol yang lebih kuat dari kisah nasional kita selain Pohon Kapas, perwujudan fisik dari mana kita berasal sebagai sebuah negara,” kata Bio kepada wartawan dari kantor berita The Associated Press, Kamis. 

“Tidak ada sesuatu pun di alam yang bertahan selamanya, jadi tantangan kita adalah menghidupkan kembali, memelihara, dan mengembangkan semangat Afrika yang kuat yang telah lama diwakilinya.”

Baca Juga: Linda Anggrea CEO Buttonscarves dan Dewi Sandra Kupas Tuntas Soal Strategi Fashion Hijab Mendunia

Pohon Kapas itu berusia sekitar 400 tahun, yang tingginya 70 meter (230 kaki) dan lebar 15 meter (50 kaki), telah menjadi simbol nasional Sierra Leone selama beberapa dekade.

Pohon Kapas adalah pohon penting di negara Afrika Barat, yang didirikan oleh orang Afrika yang sebelumnya diperbudak oleh Amerika Serikat. 

Penduduk setempat mengatakan ketika para pengungsi tiba dengan perahu pada akhir tahun 1700-an, mereka berkumpul di bawah pohon Kapas untuk berdoa di rumah baru mereka, yang mereka sebut Freetown.

Baca Juga: Amanda Manopo Ogah Bahas Arya Saloka dan Sudah Muak, Ingin Selamatkan Putri Anne dan Keluarga?

Pohon itu kemudian muncul di uang kertas negara dan dirayakan dalam sajak anak-anak. 

Pohon itu juga dikunjungi oleh Ratu Elizabeth II untuk menandai kemerdekaan Sierra Leone dari penjajahan Inggris pada tahun 1961.

“Itu dianggap sebagai simbol kebebasan dan kebebasan oleh pemukim awal,” tulis presiden di Twitter.

Baca Juga: Kenang Potret Kemesraan Desta dan Natasha Rizky Pada Saat Foto Preweeding di Jalan Braga Bandung

“Kami harus melihat apa yang akan kami lakukan untuk memastikan bahwa kami menyimpan sejarah pohon ini di sini,” kata Bio kepada kantor berita Reuters di tempat pohon itu pernah berdiri. 

“Saya ingin memiliki bagian dari sejarah ini di mana pun saya berada – di gedung negara, museum, atau balai kota.”

Halaman:

Editor: Reynold Untung Manurung

Sumber: Al Jazeera

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Pemkot Masifkan Budaya Sepeda di Kota Bandung

Minggu, 4 Juni 2023 | 06:45 WIB

Freerunners Bandung: No One Runs Alone

Jumat, 2 Juni 2023 | 19:30 WIB