Terasa Seperti Mimpi Buruk: Para Penyintas Topan Freddy di Malawi Tangisi Para Kerabatnya

GORAJUARA - Empat hari setelah Grace Mastala terpaksa meninggalkan rumahnya di kaki komunitas Soche Quarry di dasar bukit di ibu kota komersial Malawi, Blantyre, dia masih mencari putranya yang berusia 13 tahun.

Ibu dan anak itu dipisahkan oleh Angin Topan Freddy,  yang menghantam Afrika selatan dan Mozambik akhir pekan lalu.

Hingga Kamis, ada lebih dari 300 kematian yang didokumentasikan di kedua negara dan hampir 90.000 orang telah mengungsi karena rumah mereka hanyut.

Baca Juga: Sinopsis dan Link Nonton Ikatan Cinta Hari Ini, 17 Maret 2023 : Dramatis! Semua Menangis Reyna Dibawa Nino

Mastala yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga, sedang dalam perjalanan pulang pada hari Senin sekitar pukul 11 ​​​​pagi ketika tanah longsor datang menderu-deru di Bukit Soche, mengganggu perjalanannya.

“Itu tepat di depan saya, menakutkan,” ibu dua anak ini menceritakan kepada Al Jazeera. 

“Untungnya, beberapa orang dari daerah itu yang melarikan diri berhasil menangkap putri saya, tetapi putra saya tidak pernah bersama mereka.”

Baca Juga: Ditangkap! Kepala Bappeda Kota Tasikmalaya Gara-gara Kasus Narkoba, Ternyata Awalnya dari OB...

Organisasi Meteorologi Dunia mengatakan topan yang terbentuk pada bulan Februari di lepas pantai utara Australia sebelum mencapai Afrika tenggara, mungkin merupakan badai yang bertahan paling lama di belahan bumi selatan.

Di negara tetangga Mozambik, para pejabat melaporkan sedikitnya 20 orang tewas sejak topan itu mendarat di kota pelabuhan Quelimane pada Sabtu malam.

Freddy menyebabkan kerusakan luas di Malawi, jalan terputus dan tiang listrik tumbang, menurut Perusahaan Pembangkit Listrik Terbatas (EGENCO).

Baca Juga: Menu Buka Puasa Teh Telur Minuman Khas Padang, Inilah Resep dan Cara Buatnya...

Malawi telah mengumumkan keadaan darurat.

“Meskipun siklon telah hilang, negara ini diperkirakan masih akan diguyur hujan lebat di sepanjang tepi danau yang berpotensi memicu banjir bandang,” bunyi pernyataan Departemen Urusan Penanggulangan Bencana, DODMA, Kamis.