GORAJUARA - Setiap umat manusia dengan hidup melampaui batas akan kembali dihinakan. Kisah-kisah manusia terdahului seperti Fir'aun, Qorun, hidupnya berakhir tragis. Mari Tadarus!
Allah menilai setiap hati manusia kapan melampaui batas, dan kapan masih ada pada batas kewajaran. Menurut Al-Qur'an ada dua tipe manusia melampaui batas.
Baca Juga: Mas Menteri Apresiasi Program DPP AKSI, Publikasi 1000 Praktek Baik dari Sekolah
Pertama, orang yang melampaui batas adalah mereka yang pola pikirnya cenderung pada keuntungan dunia. Jarang sekali berhitung untuk kepentingan akhirat.
"Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas" (Al-'Alaq, 96:6). Sifat manusia selalu berlebihan dalam segala hal. Hanya orang berakal sehat akan tetap sadar.
Baca Juga: Sadhar Nama Upaya Toleransi Umat Beragama Ala SMAN 2 Kuta Selatan Bali
Lebih spesifik Allah menjelaskan kriteria orang melampaui batas. "Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia" (An-Naaz'aat, 79:37-38)
Orang yang cenderung pada dunia dapat dilihat pada saat bekerja, akan selalu berhitung dengan upah kerja. Mindset ini tidak disadari, dirinya telah masuk kriteria orang melampaui batas yang cenderung pada dunia.
Baca Juga: Mestakung Ternyata Rahasia Sukses Prof Yohanes Surya
Prilaku ini ada pada rakyat biasa atau para pekerja. Jika kita menemukan pola pikir seperti di atas pada diri kita, hati-hati karena itu penyebab kita gagal syukur dan selalu stres.
Kedua, orang yang melampaui batas adalah mereka yang diberi kekuasan oleh Allah. Namun kekuasaannya digunakan secara berlebihan karena merasa dirinya seperti Allah.
Baca Juga: Yudi Hendrayadi Kelola SMA Nasional Berkualitas Internasional
Kekuasaannya digunakan untuk hal-hal yang bertentangan dengan kehendal Allah. Kelewatan, Kekuasaannya hanya digunakan untuk kepentingan pribadi.
Di dalam Al-Qur'an diceritakan bagaimana orang yang diberi kekuasaan melampaui batas, "Maka dia mengumpulkan lalu berseru memanggil kaumnya. Akulah tuhan mu yang paling tinggi" (An-Naazi'aat, 79:23-24).