Hadapi Puasa Dengan Biasa Hadapi Perbedaan...

- Minggu, 12 Maret 2023 | 15:00 WIB
Buya Syakur Yasin, Puasa lebih afdal dengan meningkatkan kepedulian sosial (GoraJuara.com/dok tangkapan layar Chanel KH Buya Syakur Yasin MA)
Buya Syakur Yasin, Puasa lebih afdal dengan meningkatkan kepedulian sosial (GoraJuara.com/dok tangkapan layar Chanel KH Buya Syakur Yasin MA)

GORAJUARA - Menurut Buya Syakur Yasin, orang Islam tidak perlu bertengkar untuk menghadapi perbedaan. Agama yang kita pahami berbeda seperti hanya karena beda masakan beda selera.

Hukum Islam diproduksi oleh para pemikir abad ke-7 sebelum masehi. Sering terjadi perbedaan pendapat karena hukumnya sudah jadi di produksi abad ke-7.

Orang Islam tidak perlu bertengkar untuk menghadapi perbedaan, yang sebenarnya hanya karena beda masakan. Sehingga beragama seperti membeli masakan di warung-warung nasi. 

Baca Juga: Ciri Orang Sabar Menurut Kriteria Al Quran....

Buya Syakur Yasin berpendapat saatnya kita masak sendiri. Dalam surat Al Baqarah, kata kutiba artinya secara tertulis Allah telah memerintahkan orang beriman untuk berpuasa.  

Allah memanggil orang-orang beriman, bukan orang-orang berislam saja. Orang-orang yang siap melaksanakan puasa adalah orang-orang yang beriman. 

Orang berislam belum tentu beriman, sedangkan orang beriman sudah tentu berislam. Seorang muslim belum tentu mukmin, karena orang muslim dilihat dari melaksanakan syariatnya. 

Baca Juga: Mengapa Menangis Meratapi Orang Meninggal Dilarang?

Orang beriman tidak bisa dilihat karena berada dalam hatinya. Jadi itulah alasan kenapa Nabi menganjurkan jangan mengatakan dulu iman tetapi berislam.

Tradisi puasa ada di setiap bangsa. Di Jawa ada tradisi puasa sampai jam 10, ada puasa sampai jam empat. Di suku Indian mereka puasa selama 12 hari. Di eskimo puasa 15 hari. 

Dalam Al Quran puasa bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan. Menurut Buya Syakur Yasin, taqwa berdasarkan kata dasarnya adalah berhati-hati meningkatkan kewaspadaan. 

Baca Juga: Diskusi Definisi Ikhlas Menurut Para Pekerja...

"Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu" (Al Baqarah, 2:185). Tentang lama puasa, Nabi Pernah puasa sekali 30 hari, kebanyakan 29 hari. 

Persoalan Allah dekat bukan urusan dengan jarak, tetapi dengan rasa. Maka puasa, dzikir, shalat sunnah, Itikap adalah cara mendekatkan diri kepada Allah. 

Halaman:

Editor: Muhammad Plato

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Penjelasan Al Quran dalam Hukum Fisika...

Senin, 29 Mei 2023 | 19:25 WIB

Inilah 10 hadis tentang akal...

Sabtu, 27 Mei 2023 | 17:48 WIB

Apapun Masalahnya, Sholat Solusinya

Kamis, 4 Mei 2023 | 10:49 WIB