Kawal Generasi Emas 2045 dengan Pendidikan karakter, Rakernas AKSI adalah Momentum...

- Minggu, 25 Desember 2022 | 21:36 WIB
Toto Suharya Sekjen DPP AKSI (GoraJuara.com/Dok AKSI)
Toto Suharya Sekjen DPP AKSI (GoraJuara.com/Dok AKSI)

GORAJUARA - Rakernas AKSI momentum bersama para kepala sekolah untuk giatkan pendidikan karakter untuk mengawal generasi emas 2045. 

Pentingnya pendidikan karakter dijelaskan oleh Kertajaya (2006), what ever your business is, you are in service business”.  Pendidikan adalah bisnis pelayanan utama dalam sebuah bangsa.

Kertajaya (dalam Hidayatullah, 2010) mengatakan pendidikan karakter adalah usaha untuk mendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berujar, dan merespon sesuatu.

Baca Juga: KCD Wilayah VII Mendapat Penghargaan E-Reporting Terbaik

Pembangunan karakter adalah tujuan luar biasa dari sistem pendidikan yang benar. Para Samurai di Jepang adalah contoh manusia berkarakter.

Mereka memiliki dua nilai dalam hidupnya yaitu wasa dan do. Wasa artinya skill sedangkan Do artinya way of life yang dikenal bushido.

Pendidikan karakter menjadi dua upaya yang harus diajarkan yaitu keterampilan dan nilai-nilai hidup. Dua priotas dalam pendidikan karakter adalah skills dan komitmen pada nilai-nilai moral.

Baca Juga: Rakernas AKSI Siap Kawal Generasi Emas 2045, Melatih Siswa Jadi Manusia Berkelas Investor

Kertajaya (2006) mengatakan negara yang paling siap menghadapi abad 21 adalah negara yang punya sumber-sumber pendidikan dan teknik, punya banyak dana dan kultur yang solid.

Syaratnya kita harus membaca perubahan yang sedang terjadi dan apa dampaknya. Pebruanto, dkk (2018) mengatakan pendidikan karakter harus berpijak pada aspek prilaku dan kognitif.

Weber (dalam Johnson 1986) mengatakan aspek-aspek tertentu dalam etika Protestan merupakan perangsang yang kuat dalam meningkatkan sistem ekonomi kapitalis, dalam arti positif.

Baca Juga: Rakernas AKSI Undang Mas Sabrang, Vokalis Letto Pemilik Flatform Symbolic

Etika-etika yang bersumber pada ajaran agama dapat dimanfaatkan untuk membangun kemampuan kognitif dalam menumbuhkan budaya pola pikir produktif pembentuk karakter.

Perbedaan agama, suku, dan budaya, yang menjadi ciri bangsa Indonesia bukan hambatan untuk pembentukkan karakter bangsa. Agama, suku, budaya, adalah perekat karakter bangsa.

Halaman:

Editor: Master Toto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Rahasia Sukses Guru Gembul, Menarik Untuk Dibaca...

Sabtu, 11 Februari 2023 | 13:48 WIB

Setelah Covid 19 Lahir Anak-Anak Mandiri...

Sabtu, 11 Februari 2023 | 07:37 WIB

Kain Ulos Lambang Persahabatan Workernas AKSI 2023

Rabu, 18 Januari 2023 | 19:44 WIB

Duta Lingkungan Hidup di Masjid Raya Al Jabar...

Sabtu, 31 Desember 2022 | 10:06 WIB

KCD Wilayah VII Mendapat Penghargaan E-Reporting Terbaik

Selasa, 20 Desember 2022 | 21:54 WIB